Harga Kopi Bikin Petani Gigit Jari

Sabtu 01-07-2017,12:26 WIB
Reporter : Curup Ekspress
Editor : Curup Ekspress

KEPAHIANG, CE - Kabupaten Kepahiang merupakan salah satu penghasil kopi terbesar di Provinsi Bengkulu. Meskipun demikian, saat ini harga kopi di pasaran dinilai tidak stabil, karena harga tersebut belum memiliki daya jual tinggi.

Ini disampaikan oleh salah seorang petani kopi Desa Talang Babatan kecamatan Seberang Musi, Nasution(54) pada Jumat (30/6) kemarin.

"Kami ini panenkopi sebelum lebaran, jadi hasil yang kami petik kami jual untuk memenuhi kebutuhan lebaran,"sampai Nasution

Ia mengatakakan jika harga yang ia jual semasa panen hanya di harga Rp 20.500,- sedangkan kebutuhan sehari-hari sangat banyak.

"Sebelum lebaran harga kopi jauh lebih murah, tapi sekarang sudah mencapai Rp 23.000,- padahal hanya berjarak beberapa hari saja sebelum lebaran. Jadi kan kemungkinan besar adalah permainan dari tauke," keluhnya.

Menurut Nasution jika kondisi harga beli kopi dari petani menurun di masa memasuki hari besar bukanlah kali pertama yang di temui oleh petani. "Sudah berapa kali saya mengalami setiap masa panen menjelang hari besar harganya menurun, tapi setelah itu harga naik lagi.

Ya kita juga nggak mungkin nahan hasil kebun karena kami butuh uang, jadi ya tetap kita jual saja. Kalau yang hasilnya banyak mungkin bisa menjual sebagian dan sebagian lagi ketika harga normal lagi," jelas Nasution

Hal senada juga diungkapkan Pudin (35) juga warga setempat, jika harga kopi bukanlah menjadi keluhan dirinya saja, melainkan setiap petani kopi yang lainnya juga.

"Biasanya menjelang akhir tahun harganya biasanya tinggi, karena tauke butuh banyak buah, tapi kami kan masa panen agung sekali saja, jadi harga tinggi yang kita temui ketika buah sisa saja dari masa panen agungnya," singkat Pudin.(CE3)

Tags :
Kategori :

Terkait