Beli Migor di Curup Wajib Punya KTP!

Rabu 29-06-2022,13:26 WIB
Reporter : ARI MUHAMMAD RIDWAN
Editor : SARI APRIYANTI

REJANG LEBONG, CURUPEKSPRESS.COM  - Dinas perindustrian dan perdagangan (Disperindag) Kabupaten Rejang Lebong (RL), saat ini sudah menerapkan aturan untuk pembelian minyak goreng (Migor) curah/Subsidi wajib untuk memperlihatkan KTP.

BACA JUGA: Murah! Migor Curah Kurang Diminati

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Disperindagkop-UKM Kabupaten RL, Dra Upik Zumratulaini MSi, kegiatan pembelian Migor curah sudah berjala pada Senin (27/6) lalu.

Dimana pihaknya menerima pasokan migor curah sebanyak 8.000 liter atau 7,2 ton yang akan dijual kepada masyarakat RL.

BACA JUGA: Penerima Bansos Migor Merasa Senang

"Kegiatan jual beli migor curah pakai NIK alias pembeli harus membawa foto kopi KTP dan atau KK kita sudah berjalan," sampainya.

Upik melanjutkan, masyarakat yang ingin membeli Migor curah hanya bisa membeli maksimal 10 kilogram per harinya.

Adapun harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI seharga Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram.

BACA JUGA: 20 SD Bakal Terima DAK Rp 11,7 Miliar

"Untuk harga dan jumlah pembelian yang bisa diperoleh masyarakat juga sudah diatur oleh Kemendag," ujarnya.

Dilanjutkannya, untuk dapat melakukan pembelian Migor curah tersebut bertempat di Kelurahan Cawang Baru Kecamatan Selupu Rejang.

"Di RL hanya ada 1 orang di Kelurahan Cawang Baru yang memang bersedia menjadi penyalur Migor curah itu," terangnya.

Sementara itu, untuk pembelian Migor curah menggunakan aplikasi PeduliLindungi belum dilakukan di Kabupaten RL.

BACA JUGA: Asik !! BSU Untuk Pekerja Segera Cair

Sebab, pihaknya belum menerima surat edaran (SE) resmi dari Kemendag RI terkait dengan teknis dan regulasinya.

"Kalau pembelian Migor curah pakai aplikasi PeduliLindungi belum ada surat edarannya dan petunjuknya," katanya.

Menurutnya, bisa jadi kebijakan tersebut dikeluarkan sebagai salah satu upaya meningkatkan kegiatan vaksinasi yang belum mencapai target 100 persen.

"Kemungkinan saja, karena saya juga tidak tahu pastinya, toh edarannya juga belum sampai ke daerah," tukasnya. 

Kategori :

Terkait