Panen Jagung Menurun, Petani Meradang

Selasa 22-11-2016,14:59 WIB
Reporter : Curup Ekspress
Editor : Curup Ekspress

CURUP, CE - Saat dijumpai di salah satu ladang di kelurahan Talang Benih terlihat petani jagung sedang melakukan panen. Nampak ada juga pembeli jagung yang mengepak-ngepak barang untuk dijual. Kendati hasil mereka langsung diborong oleh pembeli, namun tak terlihat wajah senang di raut wajah para petani jagung tersebut. Pasalnya hasil panen mereka mengalami penurunan. Akibatnya berdampak pada menurunnya pundi-pundi yang didapat. Salah satu petani jangung yang ditemui CE, Mukni mengatakan bahwa panen kali ini dirinya tidak mendapat keuntungan seperti biasanya. "Hasil panen kali ini kurang memuaskan," ungkap Mukni. Dijelaskan Mukni panen jagung kali ini ia hanya mendapat sekitar 898 Kg. Terdiri 400 Kg jagung super dan 498 Kg jagung kecil-kecil. "Jumlah ini mengalami penurunnan karena biasanya saya bisa memanen jagung hingga 1 ton," keluhnya. Dengan hasil seperti itu, Mukni mengatakan bahwa dirinya hanya mendapat keuntungan yang sangat sedikit. "Hasil jual hanya bisa untuk memutar modal. Untuk upah keringat menanamnya tidak dapat," aku Mukni. Minimnya hasil jagung kali ini lanjutnya juga diperparah dengan keadaan cuaca hujan yang tak menentu. Hujan mempengaruhi kualitas panen jagung yang dihasilkan. Selain itu juga ditambah dengan menurunnya harga jagung itu sendiri. "Saya menjualnya (jagung, red) seharga Rp 2 ribu/kg kepada orang gudang. Nah untuk harga pasarannya sendiri Rp 3 ribu/kg," sampainya. Mukni mengatakan bahwa kendala utama yang mempengaruhi hasil panen yakni curah hujang yang tinggi. "Kalau hama tidak ada kendala. Sebab jika terkendala oleh hama maka hasil panennya akan lebih jauh menurun," ujarnya. Sementara itu salah seorang pembeli jagung milik Mukni, Diding mengaku jika harga jagung saat ini mengalami penurunan. Dirinya pun tidak berani menjual dengan harga mahal kepada para pembeli.  "Saya menjualnya pun dengan harga pasaran. Terkecuali jika memang jagung yang saya jual memiliki kualitas super maka saya baru berani menjualnya dengan harga yang sedikit mahal," ungkap Diding. Diding yang saat ditemui koran CE sedang menyusun jagung ke dalam karung juga mengatakan bahwa dirinya sangat menyayangkan dengan turunnya harga jagung seperi saat ini. Karena biasanya jika dalam cuaca penghujan seperti ini para pembeli lebih banyak mengonsumsi rebusan jagung. "Setahu saya jagung lebih sering direbus apabila musim penghujan dan akan lebih banyak keuntungan lagi. Jadi dengan cuaca seperti ini seharusnya kebutuhan jagung bisa meningkat," tutup Diding. (CW4)

Tags :
Kategori :

Terkait