CURUP, CE - Kepala SMPN 03 Rejang Lebong, Sri Saryadi membeberkan bahwa sebanyak 60% siswa disekolahnya merupakan perokok aktif. Selain itu, dua siswa diantaranya juga terbukti mengkonsumsi narkoba. Diakuinya data tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan dan penyuluhan pihakBadan Narkotika Nasional (BNN) Bengkulu dan Kejaksaan Negeri Rejang Lebong pada bulan April lalu. Menurutnya bahwa rata-rata siswa yang merokok di SMPN 03 RL merupakan siswa pindahan dari sekolah lain.
Terkait hal tersebut, Sri Saryadi juga telah melakukan tindakan dengan memanggil orang tua siswa yang bersangkutan kesekolah untuk diproses lebih lanjut.
“Siswa yang merokok kiita berikan sanksi dengan memanggil orangtuanya ke sekolahh, supaya orang tuanya mampu memberikan pengawasan lebih kepada anak-anak mereka di rumah,” ungkapnya.
Menurutnya, kenakalan seperti yang terjadi pada siswanya tersebut terjadi lantaran tidak adanya perhatian dari keluarga, sehingga anak melakukan hal-hal yang membuat dirinya nyaman.
"Setelah kita survey, ternyata anak yang merokok atau makai narkoba itu merupakan anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orangtuanya di rumah, sehingga mereka menempuh jalan yang salah, pergaulan yang salah karna tidak adanya arahan orangtua,” paparnya.
Sementara itu, terkait siswa yang terkena kasus narkoba Sri Saryadi mengakui bahwa pihak sekolah tidak langsung mengeluarkan siswa tersebut, namun tetap di bimbing. Hanya saja terdapat satu orang siswa lainnya lebih memilih untuk pindah ke Bengkulu, lantaran takut diancam oleh bandar narkoba.
“Satu siswa masih kita tangani dan hasilnya sampai sekarang sudah ada perubahan positif, namun satu siswa lainnya memilih pindah ke Bengkulu di ajak orangtuanya, lantaran ketakutan anak tersebut sering mendapatkan ancaman,” bebernya.
Selaku Kepsek, Sri Saryadi berharap siswa-siswinya mampu menjaga diri dengan baik, dan mampu memilih teman. Ini agar terhindar dari salah pergaulan.
"Serta diharapkan pula di tahun selanjutnya siswa SMPN 03 Rejang Lebong mampu terlepas dari ancaman narkoba dan rokok," tandasnya. (CW1)