KEPAHIANG, CE - Meski terkenal dengan desa produsen sumber air minum dalam kemasan (AMDK) "MAS" Desa Weskus Kecamatan Kepahiang, dengan penduduk lebih kurang 400-an Kepala Keluarga (KK), ternyata menyimpan cerita lain. Setiap kali musim kemarau tiba, 400-an KK warga desa nya, selalu mengalami krisis air bersih. Tidak jarang untuk mendapatkan kebutuhan air bersih, sebagian besar masyarakat desa setempat, harus mencari sumber-sumber air lain yang ada di berbagai tempat.
Tidak sedikit dalam kondisi seperti ini, untuk kebutuhan MCK warga setempat memanfaatkan siring dan saluran saluran irigasi yang ada.
"Kalau dulu desa kami ini, berlimpah air, buktinya disini (Weskust,red) ada bangunan gudang BBI," ungkap Irwan wargan serampat.
Tapi jelasnya, sudah lebih kurang 10 tahun belakangan ini, sumber-sumber air itu menghilang, jadi disaat musim kemarau tiba sebagian besar warga desa ini mengalamj krisis air bersih.
"Kalu biasanya PT MAS, menyediakan air bersih untuk warga, tapi tahun ini tidak ada lagi," sebutnya.
Apa alasannya? sampai Irwan, alasan yang diberikan oleh manajemen PT mesin penyuplai air bersih dari PT pada tempat penampungan rusak, sehingga air dari PT sebagai konvensasi untuk warga dari keberadaan perusahaan itu tidak bisa di distribusikan pada warga desa.
Sementara itu Kepala Desa Weskust, Ari Setiawan yang dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Dikatakannya Sumber air bersih milik desa yang dibanguan dari program Pamsimas yang selama ini membantu wagra dalam mendapatkan pasokan air layak konsumsi, kondisinya saat ini juga mengalami kekeringan pada sumber mata airnya sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan air bersih untuk 403 KK warga desa yang dipimpinnya.
"Ini menjadi tugas kami (Pemdes,red) karena persoalan air bersih ini memang menjadi persoalan yang setiap tahunnya kami alami," ungkap Kades.
Dijelaskannya, konvensasi dari perusahaan AMDK MAS yang selama ini diberikan, juga tidak mampu memenuhi kebutuhan air bersih warga desanya. Hal ini disebabkan perusahaan hanya menyediakan 1 tempat penampungan yang memaksa warga harus bergantian untuk mendapatkan kebutuhan air bersih.
"Memang adam konvensasi dari perusahaan, tapi jumlahnya hanya 1, itupun warga kami harus antrian untuk mendapatkan air, itu juga kalau dalam kondisi mesin baik, kalau rusak terpaksa kami harus mencari sumber-sumber air besih lain," jelas Ari.
Karena itu lanjut Kades, pada tahun tahun yang akan datang Pemdes berencana untuk memasukan program pembangunan desa dengan membuat sumur bor yang diharapkan dapat membantu permasalahan krisis air yang selama ini terjadi.
"Insyaa Allah, tahun depan secara bertahap minimal 1 dusun akan kami bangun 1 sumber air. Kami akan buat sumur bor disetiap dusun dengan menggunakan dana desa (DD)," harapannya.
Dengan dimikian, singkat Ari, dapat membantu warga desa yang dipimpinnya dalam mengatasi krisis air bersih seperti yang selama ini terjadi. (CE7)
Untuk melihat video lengkap, silahkan klik icon medsos Curup Ekspress dibawah ini: