CE ONLINE - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu melalui Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu pada tahun ini bakal terus mengejar target realisasi replanting atau permudaan tanaman kelapa sawit milik masyarakat, dan juga optimalisasi lahan. Ini merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan pembangunan sektor pertanian, yang berdampak meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Kadis TPHP Provinsi Bengkulu, Ir. Ricky Gunarwan mengatakan, program replanting kelapa sawit masih bakal berlanjut. Dimana Provinsi Bengkulu memiliki target seluas 15 ribu hektar, dan yang baru tercapai 6 ribu hektar.
"Untuk tiap hektarnya anggaran yang disiapkan Rp 32 juta, yang dikucurkan langsung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS)," sampainya.
Menurutnya, anggaran yang disiapkan BPDPKS itu bersumber dari penyisihan pajak ekspor minyak kelapa sawit. Dimana anggarannya langsung ditransfer kepada kelompok tani yang menerima program replanting.
"Jadi anggaran untuk replanting itu bukan bersumber dari APBN ataupun APBD. Secara nasional itu disiapkan Rp 33 Triliun, dengan total target seluas 150 ribu hektar," ujarnya.
Memang, lanjut Ricky, daerah diminta mengajukan luasan untuk replanting ini sebanyak-banyaknya dan tentu mengikuti aturan yang berlaku. Mulai dari tanaman kelapa sawit yang tidak produktif lantaran memiliki usia diatas 20 tahun, bibit asalan, dalam 1 hamparan seluas 50 hektar, dan lainnya.
"Nanti syarat itu diverifikasi di OPD tingkat Kabupaten," kata Ricky.
Kemudian, sambungnya, dilanjutkan tingkat Provinsi, Dirjen Perkebunan Kementan RI, hingga ke BPDPKS. Setelah itu barulah BPDPKS mentransfer anggarannya ke rekening masing-masing kelompok.
"Selain itu dalam mewujudkan pembangunan pertanian, kita juga menargetkan optimalisasi lahan pertanian dengan anggaran bersumber dari bantuan pemerintah," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Bengkulu, Dr. H. Rohidin Mersyah menyampaikan, replanting dan optimalisasi lahan dinilai sangat penting, karena merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terwujudkan pembangunan pertanian khususnya di Provinsi Bengkulu. Seperti replanting, yang diutamakan itu kebun rakyat yang produktifitasnya selama ini rendah.
"Bukan dari sisi produktifitas saja, kita pun harus turut berperan memberikan pemahaman pada masyarakat dalam memanajemen produksi hasil pertanian dan perkebunan mereka. Sehingga taraf hidup masyarakat bisa meningkat dengan keberadaan program ini. Begitu juga dengan optimalisasi lahan yang direncanakan pada wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Mukomuko, Seluma, dan lainnya," singkatnya. (CE2)