CE ONLINE - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu, menyoroti terkait dengan ketersediaan lahan pertanian dan perkebunan di provinsi Bengkulu yang dinilai masih minim. Ini sebagaimana diungkapkan Anggota Komisi IV DPRD Provinsi, Risman Sipayung SH, Kamis (10/6) kemarin.
"Ketersediaan lahan khususnya untuk sektor pertanian dan perkebunan, dinilai menjadi salah satu masalah yang sangat krusial dalam wilayah Kota Bengkulu," sampainya.
Dikatakan Risman, ini terbukti dengan kondisi itu sejumlah masyarakat diketahui tetap nekad menggarap kawasan hutan, salah satunya pada bagian hulu Cagar Alam (CA) Danau Dendam Tak Sudah (DDTS). Minimnya ketersediaan lahan untuk pertanian dan perkebunan ini merupakan dampak perkembangan atau pertumbuhan penduduk.
"Pertumbuhan yang dimaksud menyebabkan sebagian besar lahan yang selama ini diperuntukkan bagi pertanian dan perkebunan menjadi pemukiman," ungkapnya.
Maka dari itu, Risman menyebutkan, masyarakat yang selama ini hanya bermata pencaharian sebagai petani, tidak memiliki lahan lagi. Sehingga memilih mencari lahan keluar daerah.
"Bahkan sebagian lagi malah terkesan nekad menggarap kawasan hutan seperti CA DDTS, sebagaimana yang disampaikan masyarakat tadi," ujarnya.
Menurutnya, tentu saja masalah ini sangat krusial, terutama bagi keberlangsungan hidup masyarakat, sehingga harus dicarikan solusi terbaik, salah satunya dengan merubah peruntukkan kawasan. Masalah ini sudah cukup lama terjadi, bahkan sejak dirinya masih mejabat sebagai Kadis Kehutanan Provinsi Bengkulu.
"Kalau perubahan atau penurunan status tidak memungkinkan, jadi satu-satunya cara merubah peruntukkan kawasan agar bisa dimanfaatkan masyarakat untuk pertanian atau perkebunan. Jadi harus diselesaikan karena seiring waktu pertumbuhan penduduk terus terjadi. Sehingga kedepannya masyarakat juga tidak lagi was-was ketika menggarap lahan hanya untuk mereka bertahan hidup," pungkasnya. (CE2)
Ingin Berlangganan Koran? Hubungi Kontak Whatsapp +62 821-7863-9651
IKUTI JUGA AKUN MEDIA SOSIAL CE DIBAWAH INI: