CE ONLINE - Wakil Bupati (Wabup) Kepahiang H. Zurdi Nata, SIP, benar-benar menunjukkan kegeramannya terhadap Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten (Setkab) Kepahiang, yang sudah selama 4 bulan ini belum membayarkan anggaran rutin Rumah Dinas (Rumdin) Wabup.
Bahkan untuk keperluan biaya rutin rumah dinas yang ditempatinya tegas Wabup, dirinya terpaksa harus mengeluarkan uang pribadinya. Kecewa dengan hal tersebut Sabtu (21/8) Pagi sekira Pukul 10.00 WIB Wabup bersama dengan keluarga, hengkang meninggalkan rumdin yang sudah ditempatinya sejak Februari 2021 lalu dan kembali ke kediaman pribadinya di Kelurahan Pasar Kepahiang yang juga sekaligus menjadi tempat usahanya.
Bahkan Wabup kepada awak media sempat mempertanyakan transparansi pengelolaan anggaran di Sekretariat Pemkab Kepahiang, yang dirinya nilai sangat tidak transparan.
"Saya ini wakil bupati, secara undang-undang berhak untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas jabatan seperti kendaraan dinas, rumah dinas serta dengan fasilitasnya," ungkap wabup.
Dijelaskannya, selama 6 bulan menjabat sebagai Wabup Kepahiang sejak dilantik pada Februari lalu, fasilitas yang seharusnya didapatkannya, sebagian besar belum terpenuhi. Seperti kendaraan dinas, dikatakan Wabup dirinya mendapatkan kendaraan dinas jenis Alphard peninggalan Wabup periode 2010-2015 Bambang Sugianto,yang kondisinya sudah ruak, serta rumah dinas yang fasilitasnya sangat minim.
Guna menjalankan tugasnya sambung Wabup, dirinya terpaksa harus menggunakan kendaraan pribadi, serta fasilitas rumdin seperti Mebel atau furniture yang mencakup semua barang seperti kursi, meja, dan lemari dan lainnya, dibeli dengan uang pribadinya.
"Ini sudah 6 bulan saya menjabat sebagai Wabup Kepahiang, untuk rutin rumah dinas saja baru diberikan untuk waktu 2 bulan yang besarannya hanya Rp 24 juta," ujarnya.
Bukan hanya anggaran rutin rumdin yang belum dibayarkan tambah wabup, untuk insentif supir dan ajudan dirinya sampai dengan saat ini selama 5 bulan sebum sama sekali dibayarkan oleh Pemkab Kepahiang.
Dan untuk menutupi semua kebutuhan itu tegasnya, terpaksa harus menggunakan uang pribadinya.
"Sekarang ini bukan sedikit lagi uang pribadi saya yang sudah terpakai sudah mencapai Rp 300 juta," ujarnya.