CURUP EKSPRESS ONLINE - Pengaruh hujan es yang terjadi di Negara Brasil beberapa waktu lalu, perlahan telah menampakkan harapan besar bagi petani kopi di Kabupaten Kepahiang. Sebagaimana yang pernah disampaikan Wakil Bupati Kepahiang H. Zurdi Nata, S.IP beberapa waktu lalu. Jika salah satu dampak positif dari kejadian tersebut, akan menaikkan harga komoditi biji kopi.
Terbukti saat ini harga biji kopi petani di Kepahiang saat ini sudah merangkak naik diharga Rp 22 ribu dari sebelumnya hanya Rp. 19 ribu sampai Rp 20 ribu perkilogramnya. Disampaikan Wabup, diprediksi jika harga tersebut masih akan mengalami kenaikan yang dikarenakan Brasil mengalami gagal penen.
Untuk itu pula Wabup berharap agar petani perkebunan kopi di Kepahiang agar bisa semangat untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kopinya, sehingga bisa mendapatkan hasil produksi yang melimpah.
"Sekarang harga kopi sudah mulai merangkak naik diangka Rp 22 ribu/ Kg. Dari harga yang sekarang, dimungkinkan akan kembali naik lagi, alasannya tidak lain lantaran negara Brazil yang memproduksi 40 persen kopi dunia Juli lalu mengalami fros (hujan salju, red). Akibatnya merusak perkebunan kopi yang mencapai 50 persen," sebut Nata.
Kenaikannya sudah terlihat, dari Rp 20 ribu/ Kg menjadi Rp 22 ribu/ Kg dan dimungkinkan akan terus mengalami kenaikan. Karena kerusakan perkebunan kopi di Negara Brasil, belum bisa dibenarkan hingga tahun depan.
Dengan adanya kenaikan harga, kepada masyarakat Kepahiang tetap semangat dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas perkebunan kopinya. Karena ketika kualitas dan kuantitas kopi Kepahiang terjaga, ditambah lagi harga jual yang tinggi akan memberikan dampak positif terhadap seluruh petani kopi di Kepahiang.
"Harapan kami, tidak hanya harga yang meningkat tapi secara kualitas dan kuantitas juga diharapkan juga meningkat, dengan demikian akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani," ujarnya.
Disampaikan Wabup Kepahiang yang juga dikenal toke kopi terbesar di Kepahiang ini, Negara Brazil yang memproduksi 40 persen kopi dunia Juli lalu mengalami fros (hujan salju, red). Akibatnya merusak perkebunan kopi yang mencapai 50 persen, dengan itupula diperkirakan produksi kopi negara Brazil di 2022 mendatang akan berkurang.
Brazil merupakan negara yang besar dalam proses produksi kopi yang mencapai 40 persen dunia. Hanya saja adanya kemerosotan hingga 50 persen. Artinya produksi Brazil akan turun di 2022 mendatang, dengan itupula diperkirakan harga Kopi akan mengalami kenaikan
"Hukum ekonomi apabila barang kurang harga maka akan Naik. Negara Brazil sangat mempengaruhi tingkat kesedian kopi dunia. Dengan adanya kerusakan kopi Brasil hingga 50 persen artinya kesempatan Indonesia khususnya Kabupaten Kepahiang untuk menyiapkan kopi dengan kualitas yang baik," tukasnya. (CE7)