CURUPEKSPRESS.COM, KEPAHIANG - Beberapa hari belakangan ini keberadaan gas tabung 3 Kg "gas melon" di wilayah Kabupaten Kepahiang kembali langka. Kondisi ini sekarang banyak menjadi keluhan para ibu rumah tangga tidak sedikit pula dari mereka saat ini beralih kembali mengenakan kayu bakar untuk keperluan memasak.
Selain susah didapatkan para ibu rumah tangga juga harus mengeluarkan kost lebih, karena untuk satu tabung gas 3 Kg saat ini harga pertabungnya sudah mencapai Rp 25 ribu.
Kondisi yang dialami masyarakat Kepahiang saat ini sampai pada telinga anggota DPRD Kepahiang Fraksi Nasdem Maryatun, yang mengutarakan langsung keluhan sebagian besar ibu ibu ini kepada Bupati Kepahiang, disela-sela rapat paripurna DPRD Kepahiang kemarin.
"Saya mewakili ibu ibu, yang saat ini sudah mulai resah dengan kelangkaan gas 3 Kg, tidak hanya susah didapat harga pertaunpun sudah cukup melambung hingga mencapai Rp 25 ribu ditingkat pengecer," sampai Maryatun.
Ditegaskannya, menyuarakan aspirasi kaum hawa ini, Maryatun meminta Bupati beserta OPD terkait untuk mencari sumber masalah dan mencari jalan penyelesaian dari masalah tersebut, agar permasalahan yang kerap terjadi ini tidak menjadi keluhan berulang bagi masyarakat Kabupaten Kepahiang.
Bupati Kepahiang DR. Ir. Hidayatullah Sjahid, MM, IPU yang dikonfirmasi terkait dengan permasalahan itu, kepada wak media mengatakan jika irinya telah memerintahkan kelapa OPD terkait dalam hal ini Kadis Perdagangan Kop dan UKM untuk memcari sumber masalah dari persoalan kelangkaan gas melon yang terjadi beberapa hari belakangan ini di Kepahiang.
"Secara umum masalahnya sudah kami ketahui, kelangkaan ini bukan karena adanya penimbunan atau adanya pengurangan jatah dari Pertamina, masalahnya permintaan pengunaan dari gas 3 Kg yang bertambah sementara itu kouta jatah kita tidak bertambah," jelas Bupati.
Karenanya tegas Bupati, untuk mengatasi masalah ini dirinya meminta OPD terkait untuk mengkaji ulang jumlah kebutuhan gas 3 Kg di Kabupaten Kepahiang dan meminta usulan tambahan kuota.
"Karena masalahnya sudah kita ketahui, jalan penyelesaiannya hanya dengan meminta Pertamina untuk menambah kuota jatah pasokan ke Kepahiang," tegasnya.