Kelas Retak, Lapangan Nyaris Longsor

Kelas Retak, Lapangan Nyaris Longsor

Kondisi SDN 31 Memprihatinkan CURUP, CE - Kenyaman dalam belajar yang selalu didambakan oleh siswa SD Negeri 31 Rejang Lebong perlu diperhatikan oleh Pemerintah Daerah. Pasalnya disekolah ini terdapat lokal dengan kondisi yang sangat memprihatinkan, sehingga lokal tersebut dikosongkan dan dijadikan gudang. Sekolah yang beralamat dijalan iskandar ong ini merupakan sekolah yang cukup lama berdiri yang kurang perhatian dari pihak pemerintah kabupaten Rejang Lebong. Pantauan CE, disekolah ini terdapat ruang kelas yang retak bagian samping dengan kondisi lantai hampir amblas kebawah. Sementara lokal kelas yang bersebelahan dengan rawa-rawa juga tidak memiliki pagar pembatas sehingga menyulitkan siswa sewaktu berolahraga. "Lapangan sekolah juga nyaris longsor, jika hujan lebat tiba terjadi longsoran kecil terjadi akibatnya tanah tergerus oleh arus air dari atas," ujar Kepsek Drs Sri Sunaningsih kepada CE. Menurutnya, dalam bidang prestasi olahraga sekolah yang dipimpinnya ini tidak pernah kalah dengan sekolah-sekolah diperkotaan. "Kalau masalah prestasi siswa sampai kekancah Internasional, Provinsi dan prestasi tingkat Kabupaten selalu kami raih. Tapi sampai saat ini kami selalu mengharapkan bantuan dari pihak kabupaten untuk membenahi lokal kami," sampainya. Adapun dengan sebanyak 81 siswa yang bersekolah di SDN 31 ini. Pihak sekolah tidak pernah berhenti untuk mengajukan proposal perbaikan. Tetapi sampai saat sekarang ini belum adanya kabar untuk proses perbaikan tersebut. "Kerusakan kelas ini akibat kurang padatnya pengisian timbunan tanah membuat bangunan mudah retak. Kerusakan dan keretakan tersebut sudah terjadi selama 3 tahun sampai saat ini, kadang kami was-was kalau sampai siswa bermain kelokasi tersebut," ungkap oleh salah seorang guru Winarti yang sudah 40 tahun mengabdi disekolah. Tidak hanya lokal saja tetapi terdapat lapangan upacaca yang sangat memprihatinkan dengan letak lapangan yang sudah memiliki kemiringan 15-20 drajat ini terdapat pelapis tebing yang sudah termakan usia dan longsor akibat air hujan. Sementara pihak dari sekolah dengan mengisi tanah kedalam karung untuk mengantikan pelapis tebing yang longsor. Kondisi yang demikian membuat kenyamanan bermain saat istirahat juga terganggu bahkan guru yang telah usai melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya tidak langsung istirahat kadang keliling memantau siswa yang main berdekatan dekat tebing yang tiada pagar pembatas. "Lokasi tanah yang berada dibawah tembok pelapis tebing itu juga punya sekolah. yang sekarang ditanami oleh jagung dan padi oleh masyarakat sekitar. Jika terjadi hujan akibatnya becek dan licin dilapangan untuk kegiatan rutin seperti senam pihak sekolah lakukan di depan jalan masuk kesekolah, yang lebih memprihatinkan yang digunakan dalam kegiatan senam di jalan PNPM lalu lintas masyarakat berlalu lalang yang digunakan untuk senam dan juga termasuk kegiatan lapangan lainnya seperti olahraga siswa," bebernya. Dikatakan siswa yang lagi berolahraga bola kaki didepan rumah warga setempat mengatakan dirinya enggan menggunakan fasilitas lapangan disekolah. "Maleh ambo main dilapangan oom bola nyo galak jatuh ke sawah-sawah samo kebun jagung, jadi bolak balik kami ngambiknyo oom," ujar Riski Arianti. Dengan kondisi yang demikian harapan pihak sekolah menginginkan kenyamanan dalam belajar. Dimana kalau tempat nyaman otomatis dalam kegiatan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) juga merasa nyaman. "Tolonglah ajuan-ajuan kami selama ini diterima and di permudah jangan dipersulit, itu juga untuk kenyamanan siswa dalam berada diruang lingkup sekolah," ujar salah seorang guru Penjas Agnes Fredi SPdI. (CW5)

Sumber:

Kelas Retak, Lapangan Nyaris Longsor

Terkini

Terpopuler

Pilihan