Ada 900 Janda Muda di RL

CURUP, CE - Tingkat kasus perceraian di Kabupaten Rejang Lebong terbilang tinggi. Menurut keterangan dari Ketua Pengadilan Agama Kelas IB Rejang Lebong Dr H Zulkardi Riswan SH MH melalui Panitra Muda Hukum, Ida Fitriah SH menyampaikan bahwa ada sebanyak 900 kasus perceraian yang terjadi sepanjang tahun 2016 ini. Ini artinya ada sekitar 2-3 orang yang menyandang status janda.

Menariknya, dari segia usai, pelaku perceraian banyak dilakukan oleh mereka yang berusi muda. "Kisaran umur mereka yang melakukan perceraian berusia 20 tahun ke atas. Inikan usia yang masih sangat muda," terang Ida. Ida juga tak menapik jika munculnya kasus perceraian di kelompok usia muda ini akibat banyaknya pernikahan di usia muda yang dilakukan. "Untuk itu kami mengimbau agar masyarakat khususnya para remaja bisa memikirkan salah satu akibat menikah muda. Menikahlah diusia yang memang sesuai dengan usia yang tetap untuk membangun rumah tangga," sarannya.

Terkait dengan penyebab yang melatar belakangi tingginya tingka perceraian itu, Ida mengatakan bahwa kasus perceraian didominasi masalah ekonomi. "Ada 500 kasus perceraian masuk ke kita berlatar belakang masalah himpitan ekonomi," terangnya. Selain itu juga ada sebanyak 200 kasus perceraian akibat masalah perselisihan, serta sisanya masalah lain-lain. "Dominasinya masih banyak di seputar masalah ekonomi. Ini terjadi sejak dua tahun terakhir," lanjutnya.

Ada juga faktor tidak ada tanggungjawab yang menjadi pemicu perceraian ini. Namun hal ini tandas Ida juga berkaitan erat dengan masalah ekonomi yang dihadapi oleh pasangan muda ini.  Masalah ekonomi ini sendiri juga bukan hanya tidak ada tanggungjawab dari pihak suami, namun ada juga pihak istri yang tidak pernah merasa puas dengan penghasilan suaminya sehingga berapa saja yang diberikan habis.

Namun ada juga yang memang penghasilan suaminya atau karena suaminya ada yang pelit jadi uang yang diberikan tidak cukup untuk menutupi ekonomi sehari-hari. "Semua ini masuk dalam faktor ekonomi dan untuk mediasi pun sangat sulit untuk membuat mereka menyatu kembali," terangnya.

Selanjutnya untuk angka tertinggi kedua yang yakni masalah peselisihan, kebanyakan pelakunya sendiri adalah usia muda, yang tingkat emosional mereka masih sangat labil, sehingga rasa ego yang masih sama-sama tinggi. "Pemikiran para pasangan usia muda ini mereka yang beranggapan masih muda dan masih bisa mencari pasangan baru. Nah, untuk membantah pemikiran ini yang juga dirasa sulit," pungkas Ida. (CE1)

Sumber: