3 Keluarga Tinggal Disatu Rumah, Harapkan Bedah Rumah

3 Keluarga Tinggal Disatu Rumah, Harapkan Bedah Rumah

sudah hampir 12 tahun ini, Swi Batus Salamia (70) warga desa Talang Ulu harus serumah dengan anaknya yakni Erna (46), Siska (33) dan Karnadi (48). Lantaran mendengar program bedah rumah yang diprogramkan oleh Pemkab melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Rejang Lebong. 3 keluarga yang tinggal dalam 1 rumah tersebut terlihat antusias dengan program tersebut. Harapannya ya, ingin memperoleh program bedah rumah lantaran kondisi rumahnya yang memang tidak layak huni. Berikut liputanya.


DESI PUSPASARI, Rejang Lebong

Jika kita kerumah Swi Batus Salamia atau yang akrab disapa Bu Andun. Pertama yang kita lihat kondisi rumah yang hanya berlantai semen saja dengan kondisi dinding triplek serta anyaman bambu saja. Kepada CE, Bu Andun mengaku sudah ditinggalkan oleh suaminya sejak 21 tahun yang lalu. Sebelumnya dirinya bekerja sebagai penjual sayur, tetapi sekarang dia tidak lagi berjualan dikarenakan fisiknya yang tidak kuat lagi. Profesinya tersebut sekarang dijalankan oleh anaknya.

"Anak saya yang berjualan sekarang dan saya sehari-harinya hanya bersih-bersih di sekitar rumah saja," katanya.  Andun saat ini sangat bergantung kepada anaknya Erna yang juga sudah menjanda dan memiliki anak yang mengidap penyakit jantung. Pendapatan Erna hanya bisa untuk menyambung makan sehari-hari. Jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk makanpun terkadang mereka hanya memakan sisa-sisa yang tidak habis kemarin bahkan pernah mereka tidak makan.

"Terkadang kami hanya makan sisa-sisa kemarin, pernah juga seharian kami tidak makan. Harapan kami dengan adanya program bedah rumah, pemerintah bisa merehab rumah kami," harapya.  Andun berharap mendapatkan renovasi rumah, karena dirasakannya rumah tersebut sudah tidak layak huni lagi. Apalagi untuk 3 keluarga yang tinggal dalam 1 rumah. "Kami sangat bersyukur dan berterimakasih, apabila rumah kami menjadi salah satu rumah yang akan di bedah," sampainya.

Tak jauh berbeda dengan andun, Mbah Tukinem (75) warga simpang suban air panas juga tinggal dirumah yang sangat memprihatinkan. Mbah Tukinem hanya tinggal seorang diri di rumah tersebut, suaminya sudah meninggal 15 tahun yang lalu. 5 orang anaknya sudah berkeluarga dan tinggal di tempat lain. "Saya disini hanya sendiri suami saya sudah meninggal, anak saya sudah berkeluarga," tuturnya.

Apabila hari hujan, rumah tukinem digenangi oleh air. Atap rumahnya sudah banyak yang bolong karena sering tertimpa bambu dari lahan tetangganya. Tidak jarang kalau hujan turun tukinem di ajak untuk bermalam di rumah tetangganya. "Apabila hujan dan air sudah menggenang di lantai, saya di jemput tetangga untuk di ajak bermalam di rumahnya," jelasnya. Sehari-harinya Mbah Tukinem mencari makan dari hasil kebun yang luasnya hanya 4 Meter. Terkadang hasil kebun itu untuk dimakan sendiri kalau sudah bosan hasil kebunya di jual di warung dekat rumahnya.

"Saya hanya makan apa yang saya tanam, kalau sudah bosan tanaman nya saya jual saya beli makanan yang lain. Saya juga sangat berharap adanya pihak yang membantu memperbaiki rumah saya sehingga jika bocor saya tidak perlu mengungsi," harapnya.(**)

Sumber: