Didepan Menkes, Gubernur Sampaikan Keluhan, Tentang Penanganan ODGJ

Didepan Menkes, Gubernur Sampaikan Keluhan,  Tentang Penanganan ODGJ

BETA/CE
Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Provinsi Bengkulu tahun 2019 pada Kamis (13/2) kemarin.

BENGKULU, CE - Didepan Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia, Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah menyampaikan keluhannya terkait dengan penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Bengkulu. Dimana Rohidin mengeluhkan terkait dengan minimnya dokter spesialis jiwa yang dimiliki oleh Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan Obat (RSJKO) Soeprapto Bengkulu.

"Perlu diketahui ini buk Menteri, saat ini di pelayanan Rumah Sakit Jiwa kita hanya memiliki 1 dokter spesialis saja," sampainya dalam Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Provinsi Bengkulu tahun 2019 pada Kamis (13/2) kemarin.

Menurut Rohidin jumlah ini sebenarnya cukup minim untuk sekelas Rumah Sakit Jiwa yang mengurus seluruh ODGJ yang ada di Provinsi Bengkulu. Sehingga ia meminta kepada Menkes RI untuk dapat memberikan solusi berupa penambahan dokter spesialis di RSJKO Soeprapto Bengkulu.

Rohidin mengatakan bahwa fungsi RSJ sendiri tidak dapat diremehkan karena memang memiliki fungsi yang cukup penting bagi masyarakat. Bahkan RSJKO Soprapto sendiri juga kerap kali dijadikan sebagai RSJ rujukan dari Provinsi tetangga yang berbatasan langsung dengan Provinsi Bengkulu.

"Kalau gedungnya lua, namun huniannya masih minim karena minimnya SDM dokter spesialis, malah kalau saya tidak salah dokter spesialis jiwa di RSJKO itu statusnya masih kontrak," ungkapnya.

Lebih jauh Rohidin berharap akan ada solusi dari pemerintah pusat terkait dengan kurangnya jumlah SDM penanganan ODGJ di Bengkulu. Sehingga pelayanan RSJKO Soerapto Bengkulu dapat berjalan dengan lebih optimal.

"Kita harapkan pemerintah pusat melalui Kemenkes dalam hal ini dapat memberikan kebijakan terbaik terkait dengan pengelolaan RSJKO di Bengkulu, jika perlu bisa menjadi rujukan di regional Sumatera Bagian Selatan," pungkasnya. (CE2)

Sumber: