Empat Tempat Disemprot Disinfektan, Pernah Dikunjungi Pasien Covid-19
KEPAHIANG, CE - Sedikitnya 4 tempat yang pernah menjadi tempat persinggahan Pasien 01 yang telah dinyatakan pisitif terpapar Virus Corona atau Covid-19. Rabu (22/4) pagi dilakukan pensterilan oleh Satuan Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Kepahiang dengaan melakukan penyemprotan disinfektan.
Adapun 4 tempat tersebut diantaranya
masing-masing Lingkungan Dusun VIII Desa Tebat Monok, Wilayah Mandi Angin Kelurahan Dusun Kepahiang, Kelurahan Pasar Ujung dan Kawasan Rumah Sakit Umum (RSUD) Kabupaten Kepahiang.
"Hari ini (Kemarin, red) ada 4 wilayah yang kita sterilkan, sebagai salah satu upaya kita dalam pencegahan penyebaran dan penularan," ungkap Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kepahiang H Tajri Fauzan.
Dijelaskannya, penyemprotan disinfektan tersebut merupakan standar kesehatan dalam pencegahan penyakit menular sehingga diharapkan dengan adanya penyemprotan ini bisa membunuh virus-virus yang tidak terlihat oleh kasat mata yang tempat keberadaannya sendiri tidak ada yang mengetahuinya.
"Yang kita utamakan, tempat-tempat yang kami ketahui pernah menjadi tempat persinggahan pasien, Seperti kawasan Mandi Angin, salah satu tempat praktik dokter yang ada di Kelutahan Pasar Ujung, RSUD dan terlebih lingkungan tempat tinggal pasien," sebut Tajri.
Dengan cara penyemprotan yang dilakukan kemarin, tegas Tajri, diharapkan dapat menekan penyebaran penularan Virus Corona dan memutus rantai Penularan. Selain itu, Tajri juga menjelaskan bahwa Dinkes langsung tracking dari riwayat perjalanan 1 keluarga dengan pasangan suami istri dan 1 anak yang sudah dinyatakan positif Covid-19.
"Tracking pertama yang sudah kita laksanakan sejak mengetahui hasil repid test kedua yang menyatakan reaktif, kami sudah punya 20 nama orang-orang yang pernah melakukan kontak langsung dengan pasien," ungkal Tajri.
Disampaikannya, kemungkinan besar orang-orang hasil tracking akan masuk dalam daftar Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan juga akan dilakuka pemeriksaan melalui rapid tes.
"Data tracking, masih bisa berubah tergantung dari hasil pemeriksaan terhadap pasien dan orang orang yang sudah di tracking," pungkas Tajri.
Kondisi 3 PDP Covid-19 Stabil
SEMENTARA itu pasca dikarantina diruangan isolasi RSUD Kepahiang, diketahui 3 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Cibid-19byang terdiri dari pasangan suami istri dan 1 orang anak, yang merupakan warga Desa Tebat Monok Kepahiang dalam kondisi stabil.
Hanya saja dari pantauan Wartawan CE yang sempat mendatangi RSUD Kepahiang dan sempat melakukan komunikasi dengan pasien 02 dari kejauhan mengatakan jika 1 hari pasca mereka menjalankan isolasi di RSUD Kepahiang, pasien 03 yang baru berusia 8 sempat minta pulang karena merasa bosan.
"Alhamdulillah kami baik baik saja, sejauh ini tidak ada keluhan," ungkap Pasien 02 yang kemarin siang ditemui tengah berjemur di halaman ruangan isolasi RSUD Kepahiang.
Ditambahkannya, hanya saja suaminya Pasien 01, masih sedikit mengalami batu batuk, tapi tidak ada gejala lain selain itu.
Selain menceritakan keadaan suaminya, pasien 02 sempat melontarkan jika anaknya yang baru berusia 8 tahun dengan status pasien 03, sempat meminta pulang ke rumahnya.
"Mungkin dia bosan, disini cuma kami bertiga, tidak ada TV dan sempat minta pulang," ujarnya.
Namun setelah dibujuk dan dikasih pengertian, lanjut dia. Akhirnya Pasien 03 bisa mengerti dan menerima keadaan tersebut.
"Mohon doanya ya, semoga kami baik-baik saja, dan sampaikan permohonan maaf kami sekeluarga kepada warga Tebat Monok, sudah membuat mereka panik dan repot," tutupnya.
Isolasi Sosial
DITEMPAT yang sama Direktur RSUD Kepahiang dr Hulman Augus Chaniago, menerangkan, jika keberadaan ke 3 PDP, di RSUD Kepahiang merupakan kebijakan sosial yang mereka berikan, yang tujuannya untuk menghindari permasalahan sosial dilingkungan tempat tinggal pasien.
"Berdasarkan SOP nya untuk pasien positif Covid-19, yang ringan seperti ini, tidak harus dan wajib untuk diisolasi di RS, cukup di rumah saja mengisolasi mandiri, tetapi tetap dalam pengawasan dan pemantauan dari pihak Dinkes," ungkap Hulman.
Hanya saja sambung Hulman, untuk menghindari adanya dampak sosial ditengah-tengah masyarakat, makanya diambil kebijakan ke 3 PDP ini dilakukan pengasingan di RSUD Kepahiang.
Disinggung tindakan medis yang diberikan RSUD Kepahiang terhadapbke PDP ini. Hulman menjawab, belum ada tindakan yang diberikan, hanya saja pihaknya menyarankan kepada ke 3 PDP ini untuk banyak istirahat dan berpikiran positif.
"Ya apa yang harus kita obati, seharusnya juga kan tidak harus sampai dibawa ke sini (RSUD, red), cukup istirahat di rumah saja," sebutnya.
Namun demikian tegas Hulman, apa yang menjadi kebutuhan dari ke 3 pasien tetap dipenuhi oleh pihaknya, seperti kebutuhan makan dan minum dan kebutuhan lainnya. (CE7)
Sumber: