Bandara Dinilai Belum Siap, Banyak Penumpang Gagal Terbang

Bandara Dinilai Belum Siap,  Banyak Penumpang Gagal Terbang

BENGKULU, CE - Puluhan penumpang di Bandara Fatmawati, Senin (29/6) kemarin gagal terbang karena tidak memiliki surat keterangan rapid test. Mereka terlambat mengurus surat keterangan rapid test yg disediakan bandara Fatmawati.
Diakui Antonius, salah satu penumpang yang gagal terbang karena terlambat mengurus surat keterangan rapid test, menilai bahwa bandara belum siap melayani masyarakat. Pasalnya petugas yang melayani hanya dua orang sedangkan masyarakat yang ingin mendaftar rapid tes berjumlah puluhan orang sehingga menyebabkan mereka terlantar dan tertinggal pesawat.
"Rapid test buka pukul 07.00 WIB cuman dilayani dua orang petugas. Saya antri lama tetapi yang dilayani mereka orang baru datang, tidak adanya nomor antrian membuat pelayanan tidak adil," sampainya.
Dikatakannya bahwa dirinya dijadwalkan berangkat pukul 09.00 WIB. Ia telah menunggu lama namun tidak adanya antrian yang diberikan petugas membuat Ia belum juga ku jung dilayani, surat rapid test baru keluar pukul 08.51 WIB. Sehingga pesawat sudah berangkat ia baru menyelesaikan persyaratan administrasi.
"Intinya kita kecewa, klinik yang di sediakan pihak bandara hanya mampu melayani 15 orang dalam waktu 2 jam, sedangkan kita baru selesai pukul 08.51 WIB jadi tertinggal pesawat," ujarnya.
Terpisah Executive GM Angkasa Pura II Bandara Fatmawati Bengkulu, Sarosa menyatakan bahwa prosedur pewajiban penumpang memiliki surat rapid test sebagai syarat untuk berangkat tidak bisa dihindari. Disisi lain pihaknya juga tidak bisa menunda jadwal keberangkatan meskipun beberpa menit dari waktu yang sudah dijadwalkan.
"Pada prinsipnya kita transportasi udara itu, yang dinyatakan bebas Covid-19 itu yang kita izinkan untuk terbang," ujar Sarosa.
Dikatakannya bahwa harusnya masyarakat sebelum berangkat sudah membaca aturan dulu. Termasuk juga memiliki surat hasil rapid test sebelum jadwal penerbangan.
"Harusnya penumpang itu sudah mempersiapkan surat seperti rapid test sebelum keberangkatan. Kita juga sebenarnya menyediakan layanan rapid test itu untuk membantu masyarkat. kalau mau berangkat dan baru mau rapid ya seperti tadi jadinya terjadi penumpukan," pungkasnya. (CE2)

Sumber: