Pembatalan Kenaikan PBBKB Dinilai Lebih Bermanfaat, Dibandingkan Penggratisan PKB
CE ONLINE - Wakil Ketua Komisi IV DPRD Provinsi, Dempo Xler berpendapat bahwa menggratiskan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Roda Dua (R2) memang program yang baik.
Akan tetapi menurutnya membatalkan atau mengembalikan seperti semula besaran Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) yang saat ini diberlakukan 10 persen, dinilai jauh lebih baik.
"Program Pemprov yang bakal mencanangkan penggratisan PKB R2 sebenarnya sangat bagus. Namun jauh lebih bagus lagi ketika Pemprov kembali berpikir untuk mengurungkan atau membatalkan kenaikan PBBKB," sampainya.
Menurut Dempo, dampak kenaikan PBBKB itu jauh lebih besar efek atau dampaknya bagi masyarakat, terutama masyarakat kecil. Kalau masyarakat boleh memilih, pasti mereka lebih baik PBBKB tidak naik ketimbang PKB digratiskan. Mengingat akibat kenaikan PBBKB itu, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi menjadi naik.
"Sementara saat ini animo masyarakat untuk membeli BBM non subsidi sudah bisa dikategorikan tinggi," ujarnya.
Lebih jauh Dempo menyampaikan, Pemprov menaikan PBBKB sebagai upaya untuk menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tetapi hendaknya jangan dibebankan pada masyarakat.
Dengan kata lain, peningkatan PAD tidak mesti yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Apalagi potensi-potensi lain untuk meningkatkan PAD itu masih banyak.
"Salah satunya dengan memanfaatkan potensi keberadaan batu bara, Crude Palm Oil (CPO), kopi, dan lainnya yang merupakan komoditas ekspor.
Misal komoditas itu untuk ekspornya wajib dari Bengkulu, dan tidak boleh lagi dibawa ke Provinsi tetangga, kemudian baru diekspor. Ketika itu dilakukan, saya rasa bisa mencari celah untuk meningkatkan PAD," pungkasnya. (CE2)
Ingin Berlangganan Koran? Hubungi Kontak Whatsapp +62 821-7863-9651
IKUTI JUGA AKUN MEDIA SOSIAL CE DIBAWAH INI:
Sumber:
- Share: /*props */?> /*google ads */?> /*geniee */?> /*amp advernative */?>