Perjalanan Karir dan Warisan Musik Didi Kempot di Indonesia

Perjalanan Karir dan Warisan Musik Didi Kempot di Indonesia

ILUSTRASI/NET Perjanan Didi Kempot di Dunia Musik Tanah Air (sumber foto by google, 26/02/23)--

CELEB, CURUPEKSPRESS.COM - Didi Kempot, atau yang bernama asli Dionisius Prasetyo lahir pada tanggal 31 Desember 1966 di Solo, Jawa Tengah.

Didi Kempot tumbuh besar dalam keluarga yang berlatar belakang seni budaya.

Ayahnya, Ranto Edi Gudel, adalah seorang seniman ludruk dan dalang wayang kulit, sedangkan ibunya, Maria Kristin, adalah seorang penari keroncong.

Kedua orang tua Didi Kempot telah mengenalkannya pada berbagai jenis musik dan kesenian sejak ia masih kecil.

Ketertarikan Didi Kempot terhadap musik bermula sejak ia masih kecil.

Sebagai seorang anak, ia sering mengikuti ayahnya untuk berlatih bernyanyi dan bermain gitar.

Ketertarikannya pada musik keroncong dan campursari semakin membesar ketika ia masuk ke sekolah menengah atas. Didi Kempot mulai sering tampil di acara-acara sekolah dan di kafe-kafe di Solo dan sekitarnya.

Pada awal tahun 1990-an, Didi Kempot mulai merintis karir musiknya dengan membawakan lagu-lagu keroncong dan campursari.

Ia sering tampil di acara-acara musik di Solo dan sekitarnya, namun tidak mendapatkan banyak perhatian dari industri musik di Jakarta. Pada tahun 1992, ia merilis album pertamanya yang berjudul "Kuncung".

Namun, album ini tidak mendapatkan respon yang baik dari pasar.

Didi Kempot tidak menyerah dan terus berkarya. Ia merilis beberapa album lainnya dalam kurun waktu selanjutnya, namun masih belum mendapat banyak perhatian.

Baru pada tahun 2004, Didi Kempot mencapai kesuksesan yang lebih besar dengan lagu "Cidro". Lagu ini menjadi hits dan populer di kalangan masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Selanjutnya, Didi Kempot terus menghasilkan lagu-lagu hits seperti "Sewu Kuto", "Pamer Bojo", "Ketaman Asmoro", dan lain-lain.

Kesuksesannya dalam musik campursari membuatnya dikenal sebagai "The Godfather of Broken Heart".

Sumber: