Siapakah Sebenarnya Pemilik Aplikasi Tiktok?

Siapakah Sebenarnya Pemilik Aplikasi Tiktok?

IST/CE Zhang Yiming pendiri Tiktok (foto by google, 01/02/23)--

Perkembangan Tik Tok juga terbilang cepat apalagi pada tahun 2017 TikTok berhasil mendapatkan investasi sebesar 20 juta US Dollar dalam atau setara 288 milyar rupiah.

Dengan suntikan dana itu jelas semakin memudahkan TikTok untuk memperluas pasarnya, termasuk di Indonesia.

Pada bulan September 2017 TikTok mulai berkembang di Indonesia.

Tak lama berselang perusahaan induk Tiktok Beijing ByteDance dan teknologi membeli musically dengan harga 1 miliar US dollar tepatnya pada tanggal 9 November 2017. 

Akuisisi tersebut mengisyaratkan bahwa Zhang Yiming pendiri aplikasi TikTok sangat serius dengan bisnis aplikasi berbagi video pendek.

Dan hal ini juga semakin menegaskan Beijing ByteDance sebagai penguasa pada bisnis ini.

Namun, Tiktok kian hari kian membesar, Pengguna TikTok kebanyakan dari Asia dan sudah diunduh oleh 100 juta pengguna.

Hampir semua pengguna tiktok adalah dari kalangan anak muda dan kaum milenial.

Bahkan hal ini juga diakui oleh Zhang Yiming sang pendiri TikTok, Yiming mengutarakan bahwa tiktok ditujukan untuk anak-anak muda. Karena hal itulah Yiming tidak pernah membuat rekaman video dari aplikasi ciptaannya itu.

Harus diakui popularitas Tiktok cepat sekali melejit, di umurnya yang masih terbilang muda aplikasi ini sudah menarik perhatian jutaan pengguna internet.

Bahkan di Indonesia, aplikasi ini menjadi viral karena penggunaannya yang sangat aktif membagikan karyanya di TikTok. Bahkan sudah melahirkan artis TikTok.

Kesuksesan ini cukup mengherankan, mengingat aplikasi ini dikembangkan dalam waktu yang cukup singkat.

Laporan menyebutkan bahwa TikTok dikembangkan oleh delapan orang dari ByteDance dalam waktu hanya 200 hari saja.

Namun pencapaian yang mencengangkan ini bukan berarti tak ada rintangan yang harus dilalui.

TikTok dibuat tak berkutik ketika pemerintah Indonesia memutuskan untuk memblokir aplikasi ini pada tanggal 03 Juli 2018 karena seringnya memberikan konten yang tidak mendidik untuk penggunanya.

Sumber: