CE ONLINE - Secara umum harga komoditas pertanian saat ini sedang stabil. Bahkan harga sawit cukup tinggi sehingga petani tidak begitu terasa meskipun ditengah pandemi Covid-19. Namun khusus untuk padi, dimana sekarang masuk musim panen, seperti di Lebong, mayoritas padi mulai panen.
Maka dari itu Gubernur Bengkulu diminta untuk membuat regulasi gabah, mengingat saat ini setiap musim panen, gabah dari para petani masih dijual keluar daerah. Padahal menurut semestinya gabah tersebut bisa difasilitasi oleh Pemda.
"Kita minta pemerintah daerah khususnya Gubernur dan Wakil Gubernur yang baru agar membuat regulasi gabah," sampai Ketua Umum DPD HKTI Provinsi Bengkulu Mohd. Gustiadi S.Sos, Rabu (14/4) kemarin.
Anggota dewan yang juga akrab disapa Edi Tiger, itu mengingatkan agar ini perlu jadi PR bagi Gubernur dan Wakil Gubernur yang baru.
"Dengan ada regulasi yang mengatur gabah ini nanti, maka petani kita yang ada di daerah tidak perlu menjual gabahnya keluar. Dimana setiap musim panen gabah kita cukup banyak," sampainya.
Dicontohkannya seperti di Lebong, dimana petani disana lanjut Edi biasa menjual gabahnya ke Bengkulu Utara dan Lubuk Linggau. Dimana inilah yang kedepannya jika sudah ada regulasi gabah, maka bisa dibeli oleh Pemda .
"Kalau bisa nanti gabah itu dibeli oleh pemerintah daerah kita, untuk kemudian dijual kembali. Sehingga dengan demikian petani kita akan terbantu," pungkasnya. (CE2)
Ingin Berlangganan Koran? Hubungi Kontak Whatsapp +62 821-7863-9651
IKUTI JUGA AKUN MEDIA SOSIAL CE DIBAWAH INI: