Kesulitan Internet Timbulkan Potensi “Learning Loss”

Sabtu 04-09-2021,09:54 WIB
Reporter : Sari Apriyanti
Editor : Sari Apriyanti

CE ONLINE - Masih banyak daerah di Bengkulu yang kesulitan mengakses internet, sehingga resiko learning loss atau kurang optimalnya proses pembelajaran, itu cukup besar ketika pembelajaran daring terlalu lama dilaksanakan. Dikatakan Anggota Komisi X DPR RI, Dewi Coryati bahwa resiko learning loss di Bengkulu cukup tinggi dibanding daerah lainnya jika pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah yang sudah dimulai tidak maksimal dilakukan.

"Di Provinsi kita ini memang berapa sih yang punya internet. Coba cek di daerah-daerah. Tidak usah jauh-jauh kita di Kota Bengkulu saja sinyal internet kita sering terganggu. Kalau terus daring kita akan learning loss," ungkap Dewi.

Menurut Dewi, pelaksanaan sekolah daring yang sudah berjalan lebih satu tahun menunjukkan jika tidak satupun dari tiga indikator pelaksanaan sekolah jarak jauh yang terpenuhi. Diantaranya keterampilan guru, kesiapan siswa menerima pelajaran secara daring dan media pembelajarannya.

"Maka dari itu saya mendorong agar pemerintah daerah memaksimalkan penerapan PTM di sekolah agar kualitas pendidikan tetap terjaga," sampainya.

Dewi juga meminta cakupan vaksinasi untuk guru dan siswa terus ditingkatkan supaya pelaksanaan PTM di sekolah lebih aman dan memperkecil kemungkinan terjadi penularan Covid-19.

"Pak Nadiem mengatakan vaksinasi untuk guru sudah 50 persen. Saya bilang tidak, karena kami tahu di Bengkulu belum sampai segitu. Kalau di Jakarta mungkin iya," ujar Dewi.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, Eri Yulian Hidayat menyebutkan bahwa seluruh sekolah di provinsi itu sudah melaksanakan PTM di sekolah sejak beberapa hari yang lalu. Menurutnya, sejauh ini pelaksanaan PTM tidak ada hambatan, sebab seluruh guru sudah di vaksin dan pihaknya sudah merancang program vaksin bagi siswa yang berusia di atas 17 tahun.

Eri berharap kegiatan belajar tatap muka dapat diikuti seluruh siswa sekolah bukan hanya 50 persen siswa dari total siswa secara bergantian.

"Sebab pembelajaran tatap muka dan daring sangat berbeda. Padahal yang di perlukan di sekolah adalah pendidikan karakter jika kegiatan belajar tidak secara tatap muka bagaimana mau memberikan pelajaran tentang sosial dan lainnya," singkatnya. (CE2)

Ingin Berlangganan Koran? Hubungi Kontak Whatsapp +62 821-7863-9651

IKUTI JUGA AKUN MEDIA SOSIAL CE DIBAWAH INI:

Tags :
Kategori :

Terkait