CE ONLINE- Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu Dempo Xler S.IP M.AP menilai Provinsi Bengkulu memang perlu dilaksanakan kembali sosialisasi maupun mitigasi bencana. Apalagi mengingat Bengkulu merupakan daerah yang berpotensi terjadi bencana seperti gempa dan tsunami.
"Saya rasa memang mitigasi daj sosialisasi itu perlu. Karena kita tahu Bengkulu ini memang rawan bencana seperti tsunami dan gempa. Termasuk juga rawan longsor dan rawan banjir," ungkapnya.
Hal ini dikarenakan kondisi alam, dimana letak daerah secara geografis perairan laut berada dilintasan patahan lempeng Mentawai. Kemudian kita juga dikelilingi oleh habitat hutan barisan.
Dikatakannya bahwa Komisi IV sudah berkoordinasi dengan pihak kementerian sosial dan BNPB, dimana ada anggaran dana yang bisa digunakan jika terjadi bencana alam di daerah.
"Itu sudah kami konsultasikan ketika kita ke kementerian, dimana ada anggaran bisa digunakan. Saya juga sudah sampaikan kepada Sekda ketika rapat bersama Banggar. Dana BTT itu bisa digunakan ketika ada bencana,walaupun pos nya bukan di BPBD," ujarnya.
Ia menyebutkan, BTT bisa digunakan kalau misalnya ada jembatan putus, longsor dan lainnya. Sebab kalau mau menunggu APBD prosesnya memakan waktu.
"Untuk tindakan cepatnya bisa pakai anggaran BTT," kata Dempo.
Adapun terkait potensi tsunami seperti yang disampaikan oleh BMKG sebelumnya, Dempo menyatakan bahwa saat ini sedang kembali digalakkan proyek pembangunan dam break water atau pemecah gelombang oleh pemerintah.
"Potensi itu memang ada. Dan saat ini kondisi kita yang berada di pinggir laut lepas. Memang cukup riskan, apalagi sekarang untuk penahan jika terjadi Tsunami itu ada Pulau Enggano dan Pulau Tikus. Sementara kondisi Pulau tikus sendiri sekarang semakin mengecil luasan daratannya," sampai Dempo.
Sebab itu, menurutnya memang perlu ditingkatkan kembali sosialisasi dan mitigasi bencana daerah. Apalagi dulu Bengkulu pernah ada alat pendeteksi dini tsunami.
"Proyek-proyek pemecah gelombang itu sekarang sedang digalakkan lagi oleh pemerintah dan itu salah satu solusi untuk menghalangi gelombang air laut. Jadi kalau potensi tsunami hanya dua meter dengan dam break water masih aman. Kecuali kalau ketinggian gelombang tsunami sudah diatas lima meter maka akan cukup membahayakan. Namun harapan kita Bengkulu terhindar dari musibah bencana alam seperti tsunami," pungkasnya. (CE2)
Ingin Berlangganan Koran? Hubungi Kontak Whatsapp +62 821-7863-9651