
CURUPEKSPRESS.COM - Industri data center di Indonesia tengah mengalami pertumbuhan pesat dan diproyeksikan menjadi sumber devisa baru yang signifikan. Menurut laporan Mordor Intelligence, pasar data center Indonesia diperkirakan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 14%, mencapai US$3,98 miliar pada 2028. Namun, kapasitas data center yang mendukung teknologi kecerdasan buatan (AI) saat ini baru mencapai sekitar 200 megawatt, atau 10% dari total kebutuhan yang diperkirakan. Hal ini menunjukkan adanya peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan kapasitas dan menarik investasi lebih banyak di sektor ini.
Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir, menekankan bahwa data center bukan hanya infrastruktur teknologi, tetapi juga kunci untuk menciptakan ekonomi baru yang didukung AI dan transformasi digital yang inklusif. Microsoft sendiri telah mendesain setiap data center terbarunya untuk mendukung beban kerja AI secara khusus, memungkinkan pemanfaatan daya secara efektif dan efisien. Pendekatan ini juga mencakup teknik pendinginan canggih yang disesuaikan dengan kebutuhan panas beban kerja AI serta kondisi lingkungan di lokasi data center.
BACA JUGA:Indonesia dan China Tinggalkan Dolar AS! Transaksi Bilateral Kini Tetap Gunakan Mata Uang Lokal
BACA JUGA:Ringgit Malaysia Tetap Unggul Ditengah Kenaikan Dolar AS, Ini Alasannya!
Meskipun memiliki potensi besar, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dalam hal investasi data center. Sepanjang 2019 hingga 2024, investasi data center di Malaysia mencapai hampir US$25 miliar atau sekitar Rp400 triliun, sementara Indonesia hanya sekitar Rp10 triliun. Perusahaan teknologi besar seperti TikTok dan Google memilih menempatkan data center mereka di Malaysia, meskipun Indonesia adalah pasar utama mereka. Hal ini menunjukkan perlunya upaya lebih dari pemerintah Indonesia untuk menarik investasi di sektor ini.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mengambil langkah-langkah untuk mengejar ketertinggalan tersebut. Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi menyatakan bahwa pemerintah sedang melakukan review terhadap regulasi terkait investasi data center dan memastikan ketersediaan sumber daya seperti lahan, air, listrik, terutama energi hijau, agar Indonesia dapat bersaing dengan negara lain. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif dan menarik bagi investor.
BACA JUGA:Nilai Dolar AS Menyentuh Rp17.000, Analis Minta Warga Tetap Tenang
BACA JUGA:Rupiah Anjlok Tembus 16.676 per Dolar AS! Dampak Ancaman Tarif Trump
Selain itu, tingginya penggunaan perangkat mobile di Indonesia juga menjadi faktor pendukung pertumbuhan industri data center. Berdasarkan data dari Data.AI, warga Indonesia menghabiskan waktu rata-rata 6,05 jam setiap hari dengan perangkat mobile, tertinggi di dunia. Hal ini menunjukkan tingginya konsumsi data dan kebutuhan akan infrastruktur penyimpanan dan pengelolaan data yang memadai. Dengan demikian, pengembangan data center menjadi semakin penting untuk mendukung kebutuhan ini.
Namun, tantangan tetap ada, termasuk dalam hal regulasi, ketersediaan energi, dan infrastruktur pendukung lainnya. Pemerintah perlu memastikan bahwa kebijakan yang dibuat dapat mendukung pertumbuhan industri data center secara berkelanjutan. Selain itu, kolaborasi antara sektor publik dan swasta juga penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan data center di Indonesia. Dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri ini.
BACA JUGA:NASA Terancam Krisis? Biaya Artemis II Capai Puluhan Miliar Dolar!
BACA JUGA:Fantastis! Ini Dia 4 Burung Termahal di Dunia, Bisa Capai Harga Jutaan Dolar