Masjid dan 12 Rumah Terendam

Sabtu 12-11-2016,00:43 WIB
Reporter : Curup Ekspress
Editor : Curup Ekspress

CURUP, CE - Hujan yang tidak berhenti menguyur kabupaten Rejang Lebong, Jum'at (11/11) kemarin menyebabkan saluran drainase di Jalan Jendral Sudirman, Kelurahan Tempel Rejo Kecamatan Curup Selatan meluap. Akibatnya masjid Al Jihad dan 12 rumah didaerah tersebut terendam banjir hingga sebatas lutut orang dewasa. Disisi lain hujan deras yang terjadi di Rejang Lebong juga membuat rumah warga yang dekat dengan aliran sungai menjadi longsor. Ini seperti dialami oleh warga Jalan Jendral Sudirman Kelurahan Air Putih Baru tepatnya di RT 13 RW 1 yang berdekatan dengan aliran sungai mera. Pantaun CE, lokasi terparah yang disebabkan luapan air tersebut tepatnya di depan masjid Nurul Jihad. Pasalnya masjil yang berada tepat disamping saluran drainase tersebut tergenang mencapai ketinggian hingga satu meter lebih. Begitu juga 12 rumah yang ada didekat masjid tersebut. Penuturan imam Masjid Nurul Jihad, Sukri (60) bahwa penyebab banjir yang dialami pihaknya karena saluran drainase yang ada didaerah tersebut tidak dapat menampung luapan air yang berasal dari hulu sungai. Akibatnya air drainase melintasi jalan lintas Curup-Kepahiang dengan ketinggian setengah meter. "Namun ketika air sampai didalam masjid, air meluap setinggi 1 meter karena lantai masjid berada dibawah permukaan jalan raya," akunya. Menurutnya akibat luapan air tersebut peralatan yang ada didalam masjid hanyut, seperti sejadah dan al quran, dan dinding pembatas belakang mesjid juga ikut hanyut dengan ukuran sekitar 1 meter x 2 meter persegi. "Biasanya juga tergenang namun tidak setinggi ini," katanya. Bukan hanya masjid tersebut saja yang tergenang banjir bandang tersebut, namun 12 rumah yang berda disepanjang hilir sungai tersebut juga terendam banjir yang mencapai ketianggian 30 Cm atau sebatas mata kaki lebih, dan untuk pekarangan rumah warga tersebut mencapai satu meter. "Sebanyak 12 rumah milik warga ini sudah tinggi dibuat namun kerena memang ketinggian air kali ini memang sungguh dasyat," sampainya. Ditambakan Lasmana (50) yang juga warga setempat mengatakan bahwa di hulu dan hilir sungai tersebut, juga terdapat sentral persawahan yang ikut tersendam banjir. Jika di hekarkan mungki sekitar 5 hektar sawah yang ikut tergenang hingga satu meter. "Panjang sawah dihulu dan hilir, ada juga yang hanyut tanamnya," sampainya. Selanjutnya Lasman juga menyampaikan banjir yang ada tersebut juga sangat banyak membuat kendaran roda dua dan roda empat yang mengalami macet dan mogok ditempat. Hal tersebut terlihat dengan banyaknya warga Tempel yang membantu mendorong kendaran yang mogok tersebut, mesiki sudah dibantu melalui lokasi banjir, kendaran tersebut tetap tidak melanjutkan perjalanan, karena sudah mengalami kerusakan akibat air hujan. "Jadi businya kena sehiangga dibantu keluar dari banjir juga tidak dapat jalan lagi," jelasnya. Disisi lain Sapta (30) warga lainnya menjelaskan bahwa terowongan penghubung saluran air tersebut dibuat berliku ditambah lagi volum trowongan tersebut tidak lagi mencapai 1 meter karena sudah banyak sampah dan pasir yang menyumbat saluran air tersebut. "Belaum lagi pada tahuan 2015 lalu disekitar trowongan tersebut sempat dijadikan tempat pembuangn sampah, jadi memang sangat memungkinkan jika melup. Terowongan yang menghubungkan dibawah jalan ini, berliku tidak langsung agar lebih tahan, tetapi inilah hasil yang terjadi, memamng sudah seriang banjir tetapi kali ini sangat parah," tandasnya. Sementara Hernawan (44) warga Kelurahan Air Putih Lama RT 13, RW 1 menyampaikan pihaknya sempat dikagetkan dengan suara dentuman keras dari arah belakang rumahnya. Setelah diselidiki ternyata bunyi tersebut akibat tanah longsor akibat terbawa aliran sungai mera yang ada didaerah tersebut. "Kejadiannya sekitar pukul 17.00 WIB, seperti gempa dan setelah kami keluar ternyata tanah dibelakang rumah orang tua kami Usam (78) longsor persisnya dibagian dapur," sampai Hernawan. Menurut Hernawan, peristiwa longsor ini baru pertama kali dialami pihaknya. Ini lantaran penyempitan aliran sungai mera yang berada persis dibelakang rumahnya. "Baru kali ini longsor, mungkin karena aliran sungai disini menyempit sehingga aliranya melebar kepemukiman," bebernya. Diharapkannya dengan peristiwa longsor ini, pihaknya berharap pihak pemerintah setempat bisa bertindak cepat dengan membangun pelapis tebing. Karena apabila kembali turun hujan dengan intensitas yang tinggi, maka ditakutkan terjadi longsor susulan. "Harapan kami pihak pemerintah membangun semacam pelapis tebing atau bronjong sehingga kalau kembali hujan turun, pasti disini akan kembali longsor," harapnya.(CE1/*)

Tags :
Kategori :

Terkait