Warga Trans Bukit Batu Butuh Listrik

Rabu 04-01-2017,16:04 WIB
Reporter : Curup Ekspress
Editor : Curup Ekspress

CURUP, CE - Untuk memberikan kenyamana dan rasa aman kepada warga trans yang berada di Rejang Lebong, Kadisosnakertrans Rejang Lebong Dwi Purnama Sari SSos Msi melalui Kabid Transmigrasi M. Ali SH mengatakan bahwa saat ini para warga trans yang berada di Bukit Batu sudah mulai ada kemajuan atau perkembangannya. Namun, saat ini masih ada pelayanan yang ke depannya akan mereka usahakan atau untuk melengkapi salah satu kebutuhan mereka yakni terkait dengan pasokan listrik. "Hingga saat ini, listrik memang belum masuk ke sana," katanya.

Sejauh ini terang Ali, warga trans hanya menggunakan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) untuk penerangan. Peralatan itupun dibawa dari kampung halaman warga trans masing-masing. "Tidak semuanya ada penerangan, tetapi sudah ada warga trans yang memiliki PLTS sendiri," ungkapnya.

Diketahui sejak pertama kalinya masuk warga trans pada 15 Desember 2016 lalu sebanyak 10 kk dengan jumlah 39 jiwa asal Banten. Kemudian masuk lagi gelombang kedua sebanyak 39 kk dengan jumlah 115 jiwa. Jadi total warga trans asal Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat yakni 49 KK. "Dimana jumlah 49 kk ini diusahakan mereka bisa menikmati aliran listrik seperti yang kita rasakan. Hal itu akan kita usahakan bisa terealisasi secepatnya," jelasnya.

Pihak Dinsosnakertrans tandas Ali, akan melakukan koordinasi dengan pihak PLN terkait pasokan aliran listrik di daerah trans tersebut. "Nanti kami akan mencoba untuk mengkordinasi terlebih dahulu dengan pihak PLN," sampai Ali. Sementara itu Kepala PLN Rayon Curup A. Rafico mengatakan bahwa mereka siap untuk membantu pihak Dinsosnakertrans untuk memberikan pelayanan listrik kepada warga trans Bukit Batu. Tetapi sebelum itu mereka harus menerima usulan terlebih dahulu dari pihak terkait. "Apabila sudah ada usulannya kami baru bisa melakukan survei," ungkap Rafico.

Selain dari itu lanjut Rafico, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses survei yang dilakukan yakni jarak jaringan yang akan dibangun dengan jarak jaringan terdekat, kebutuhan material yang dibutuhkan. "Bila hal itu sudah diperhatikan, maka kami siap mengusulkan ke PLN area Bengkulu untuk dibangun jaringannya," sampainya.

Dan nantinya apabila jarak jaringan jauh dari lokasi pengajuan, maka akan dibutuhkan perencanaan terlebih dahulu dan mungkin membutuhkan waktu yang cukup lama untuk perencanaannya. "Kami berharap apabila bisa disetujui nantinya tanam tumbuh yang mengganggu bisa direlakan untuk dipangkas," sampainya. (CW4)

Tags :
Kategori :

Terkait