SELUPU REJANG, CE - Saat ini sudah sangat sulit melihat budidaya kopi secara tradisonal, karena para petani kopi sudah mulai beralih membudidayakan kopi sambung atau yang lebih dikenal kopi stek. Karena ada beberapa keunggulan dari budidaya kopi sambung dibanding kopi secara tradisional.Seperti disampaikan salah seorang petani didesa Air Meles Atas kecamatan Selupu Rejang, Badri (56) bahwa salah satu keunggulan yang dirinya dapatkan dari budidaya kopi sambung yaitu hasil panen yang meningkat cukup tinggi.
"Dulu hasil panen kebun ini paling tinggi 1 ton setengah itu buahnya sudah habis tapi setelah saya mulai nyetek (kopi sambung) hasilnya malah hampir 2 kali lipat seperti panen tahun kemaren hasilnya sekitar 2,7 ton hingga 2,8 ton itu waktu panen raya dan kopi sambung ini tidak berhenti berbuah jadi tiap bulan itu pasti panen tapi hasilnya tidak sebanyak waktu musim panen raya," ujarnya.
Dikatakan Badri bahwa dirinya langsung membudidakayan 2 jenis kopi sambung sekaligus yaitu stek payung dan stek tunas, dan sistem perawatan kedua jenis kopi sambung tersebut juga berbeda."Ya dikebun saya ini ada dua jenis budidaya kopi sambung pertama dengan cara stek payung dan yang kedua stek tunas, dan keduanya ada perbedaan kalau stek tunas hampir sama dengan budidaya kopi tradisonal karena tunas kopi tradisonal disambung dengan tunas kopi dari bibit unggul sehingga hasil panennya sama dengan hasil panen kopi bibit unggul sementara untuk kopi Stek payung itu tunas disambung dengan ranting atau dahan kopi bibit unggul sehingga perkembangannya hanya bertumpuh pada bertambahnya ranting buah sehingga tiap bulan bisa panen hanya saja untuk perawatan lebih rumit karena selain harus terus melakukan penyepingan dan juga panennya harus hati-hati karena rentan sompel atau lepas sambungannya," Jelasnya.Hal senada juga disampaikan oleh petani lainnya, Iwan (40) bahwa dengan menggeliatnya usaha bisnis bubuk kopi dirinya sering mendapat pesanan untuk kopi petik merah yang harga jualnya pun cukup tinggi.
"Banyak kita dapat pesanan dari orang yang main usaha bubuk kopi tapi harus petik merah,dan kita jualnya kalau kering Rp 30 hingga Rp 40 ribu/Kg sedangkan untuk kopi basahnya Rp 6 ribu/kg," pungkasnya.(CE8)