KEPAHIANG, CE - Sudah Hampir satu bulan terakhir harga kopi mengalami penurunan. Hal tersebut membuat para petani kopi di wilayah Kabupaten Kepahiang mengeluh karena selain harga yang turun hasil panen pun tidak stabil. Seperti disampaikan oleh salah seorang petani kopi di wilayah Weskust, Derima (64) bahwa turunnya harga kopi tersebut sangat mempengaruhi perekonomian didalam memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Kami petani kopi ini, panennya setahun sekali dan hasil panen inilah yang akan kami gunakan untuk memenuhi kebutuhan sampai masa panen mendatang jadi kalau hasil panen kami hanya 1 ton kotor dengan harga saat ini hanya Rp 17 ribu/kg berarti hanya sekitar 17 juta modal hidup kami untuk satu tahun. Kedepan dan tentu itu tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan mulai untuk biaya makan maupun biaya anak sekolah belum lagi biaya lainnya seperti bayar listrik," keluhnya.
Dikatakan Derima bahwa saat ini dirinya sengaja menunda menjual sebagian hasil dari panennya tahun ini dengan harga kopi dapat segera stabil sehingga dapat dijadikan modal untuk memenuhi kebutuhan dalam setahun kedepan. "Kemarin baru kami jual sekitar 400 kg dan sisanya sekitar 600 kg itu belum kami jual nunggu harga kopi stabil minimal harga Rp 20 ribulah/kg nya baru kita jual semua karna sudah cukup membantu untuk modal setahun kedepan dan kalaupun ada kurangnya bisa cari penghasilan sampingan," katanya.Senada yang disampaikan petani lainnya, Gendon (45) bahwa setiap masa panen kopi harga kopi selalu tidak stabil sehingga dirinya berharap pemerintah dapat mencarikan solusi masalah tersebut. "Ya kita nggak tau apa penyebabnya setiap musim kopi tiba harganya selalu turun dan mudah-mudahan pemerintah dapat mengatasi masalah ini supaya kedepan harga kopi selalu stabil terutama saat panen karna selama ini harga kopi itu seperti dipermainkan saat jelang panen harga kopi stabil bahkan naik tapi saat harga panen tiba malah harganya turun itu yang membuat kami petani ini kecewa," ujarnya.
Sementara itu salah seorang toke kopi di Pasar Ujung, Hj Serai mengatakan bahwa pihaknya hanya mengikuti harga yang ditetapkan oleh toke tempatnya menjual kopi yang dibelinya dari para petani.
"Kita ini hanya membeli dari petani dan kita jual kembali ke gudang jadi kalau harga dari bos kita turun yang kita juga ikut turun begitupun sebaliknya," pungkasnya. (CE8)