Kasus DBD Tinggi, Dinkes Catat 119 Kasus

Senin 17-06-2019,11:40 WIB
Reporter : adminss ea
Editor : adminss ea

HAJROLLAH/CE

Petugas Dinkes saat melakukan fogging di wilayah Dusun Kepahiang yang terkena kasus DBD.

KEPAHIANG, CE - Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti di wilayah Kabupaten Kepahiang dalam kurun beberapa tahun terakhir tergolongtinggi. Hal ini dibuktikan dari data rekap pihak Dinas Kesehatan Kepahiang terhadap kasus DBD yang terjadi sudah mencapai 119 kasus bahkan sudah memakan korban jiwa.

"Dari tahun 2018 hingga bulan Mei kemarin sudah ada 119 kasus DBD yang terjadi dan 2 orang meninggal dunia akibat terkena DBD salah seorangnya warga pasar Ujung Kepahiang," ujar Plt kepala Dinkes Kepahiang, Tajri Fauzan, SKM.MSi melalui Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Wisnu Irawan, S.Kep.Dikatakan Wisnu bahwa peningkatan angka kasus DBD tersebut disebabkan beberapa faktor diantaranya karena faktor cuaca

yang tidak stabil yang memberikan dampak meningkatnya populasi nyamuk penyebab DBD. Selain itu juga kesadaran masyarakat terhadap menerapkan pola hidup sehat seperti membersihkan lingkungan tempat tinggal dari hal-hal yang dapat menjadi sarang nyamuk juga masih sangat rendah. "Banyaknya tumpukan sampah, saluran selokan (irigasi) yang tidak lancar (tersumbat) dan penampungan air yang tidak

tertutup itu dapat menjadi sarang nyamuk DBD dan hal seperti itu masih banyak kita temui ditengah masyarakat," katanya.Ditambahkannya selama ini berbagai upaya telah pihaknya lakukan didalam menekan bahkan menurunkan angka kasus DBD diwilayah Kepahiang akan tetapi semua itu tidak akan berhasil apabila tidak didukung dengan kesadaran masyrakat terhadap bahayanya penyakit DBD. "Fogging ini hanya bisa dilakukan apabila sudah ada kasus DBD, dan cara ini hanya bersifat membunuh nyamuk dewasa makanya kesadaran masyarakat itu sangat penting dan kita terus gencarkan sosialisasi gerakan masyarkat sehat (Germas) terutama untuk penecegahan dini berkembangnya nyamuk DBD seperti gerakan 3 M (menguras,menimbun dan mengubur) benda-benda yang dapat menjadi sarang nyamuk serta meminta masyarakat untuk rutin melakukan cek kesehatan dipuskesmas terdekat minimal 3 bulan sekali," pungkasnya. (CE8)

Tags :
Kategori :

Terkait