CURUP, CE - Bupati Rejang Lebong DR H Ahmad Hijazi SH MSi mengklaim bahwa kebutuhan pangan di Kabupaten RL aman hingga lima tahun kedepan. Oleh karena itu, Bupati meminta kepada masyarakat Kabupaten RL tidak perlu khawatir terkait kebutuhan pangan.
"Kalau stok pangan yang ada di Bulog, saya sudah tanyakan dan laporan dalam waktu lima bulan ini masih aman. Sehingga kita tidak perlu takut dan tidak perlu memborong beras-beras. Insya Allah pangan memenuhi kebutuhan kita semua," sampai Bupati kepada wartawan, Rabu (15/4) kemarin.
Selain di Bulog, menurut Bupati saat ini di Kabupaten Rejang Lebong padi siap panen mencapai 1.256 hektar dari luas tanam padi mencapai 5.553 hektar. Termasuk jagung juga aman, dimana bulan ini kata Bupati jagung siap panen seluas 315 hektar dari luas tanam jagung mencapai 1.476 hektar.
"Berkaitan dengan itu, kita sudah sampaikan dengan Menteri Pertanian, Bapak Syahrul Yasin Limpo dalam sambungan video conference bersama 12 Kabupaten/ Kota yang ada di Indonesia berkesempatan berdialog dengan beliau," sampainya.
Bahkan Bupati mengatakan, bahwa pihaknya juga saat ini menyiapkan dan menambah potensi cadangan pangan pemerintah diatas lahan 3000 hektar untuk tanam padi dan tanam jagung 1000 hektar. Ini disiapkan untuk cadangan pangan pasca pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.
"Untuk prosesnya sejauh ini, kita akan mengajukan pinjam paki ke Menteri LHK. Karena lahan tersebut merupakan lahan TNKS yang ada di Dataran Tapus," katanya.
Harga Beras Lokal Naik
SEMENTARA itu diketahui bahwa harga jual beras lokal khususnya dari Kelurahan Talang Benih Kecamatan Curup saat ini mengalami kenaikan. Jika biasanya, Rp 180 ribu naik menjadi Rp 190 ribu per kalengnya untuk ukuran 16 kilogram.
"Beras Talang Benih kualitas premium, memang agak mahal dari beras lain. Dimana saat ini beras IR Talang Benih mencapai Rp 190 ribu per kalengnya," sampai Sekretaris KUD Mulya Usahan Kelurahan Talang Benih, Iswadi kepada wartawan.
Menurut Iswadi, selain musim panen kenaikan harga beras Talang Benih ini juga dipengaruhi adanya kasus Covid-19 yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia termasuk Provinsi Bengkulu.
"Karena sejak Covid-19, permintaan konsumen juga berkurang sehingga membuat harga beras juga naik. Mudah-mudahan ini tidak berlangsung lama dan harga kembali stabil seperti biasaya," pungkasnya. (CE5)