Bank Bengkulu Komentari Soal “Penyertaan Modal”, Yerri: Kita Belum Terima

Sabtu 04-09-2021,10:23 WIB
Reporter : Sari Apriyanti
Editor : Sari Apriyanti

CE ONLINE - Nampaknya ada salah persepsi dan miss komunikasi dalam pembahasan KUA-PPAS APBD 2022 dengan item penyertaan modal bank bengkulu (BaBe) yang diusulkan Rp 3,9 milir. Ini setelah Plt Pimpinan Cabang Bank Bengkulu Curup Yerri Ariansury, menyampaikan jika realisasi dari penyertaan modal tersebut sama sekali belum diterima pihaknya ditahun 2021 ini. Sehingga pihaknya hal tersebut (penyertaan modal,red) hanya sebatas diatas kertas saja.

"Hingga saat ini pada tahun 2021 ini Bank Bengkulu Curup belum sama sekali menerima setoran penyertaan modal dari pihak Pemkab Rejang Lebong. Baik itu penyertaan yang dijelaskan hasil deviden 2020 dengan nilai Rp 2,2 Miliar, atau penambahan modal baru yang telah masuk dalam APBD 2021 kemarin Rp 1,7 miliar, sampai saat ini kita belum terima sama sekali," sampai Yerri.

Dikatakannya, jika deviden tahun 2020 lalu ada anggaran Rp 2,2 Miliar dan Rp 1,7 Miliar anggaran murni APBD Rejang Lebong, yang telah disahkan untuk menjadi penyertaan modal awal. Dimana Januari 2021 lalu pihaknya sendiri telah menyetorkan pada kas daerah yakni masuk dana alokasi umum (DAU) Rejang Lebong sebesar Rp 2,2 miliar yang bersumber dari deviden Bank Bengkulu 2020 lalu. Hanya saja sampai dengan saat ini anggaran yang seyogyanya kembali disetor ke Bank Bengkulu tersebut, tak kunjung disetor ke Bank Bengkulu.

"Jadi bisa dikatakan tahun ini belum ada penyertaan modal, dan masih menunggunakan perputaran modal tahun - tahun sebelumnya yang mencapai Rp 13 Miliar lebih," ungkapnya.

Lebih lanjut dirinya menerangkan saat pembahasan KUA-PPAS APBD 2022 pihaknya bersama Komisi II DPRD Rejang Lebong beberapa waktu lalu, belum bisa menyampaikan berapa nominal penyertaan modal. Pasalnya pada tahun 2021 ini saja Pemkab Rejang Lebong belum menyetorkan anggaran penyertaan modal sesuai yang telah dijanjikan dan di Perda kan tersebut.

"Namun sayangnya asumsi komisi II, Rp 3,9 Miliar tersebut untuk 2022, sedangkan mereka mungkin belum mengetahui jika anggaran tahun 2021 ini untuk penyertaan modal belum disetorkan kepada kami (Babe,red)," jelasnya.

Disisi lain pihaknya berharap ada kejelasan untuk tahun 2021 ini seperti apa, baru bicara tahun 2022. Pihaknya sendiri meminta jika tahun 2021 penyertaan modal sudah disetorkan kemungkinan deviden pada angka Rp 3 Miliar bisa dicapai akhir tahun mendatang, yang bisa digunakan untuk penyertaan modal pada tahun berikutnya.

"Dengan itu kita sampai dengan saat ini belum bisa memastikan bagaimana kelanjutan dari penyertaan modal untuk 2022 mendatang," terangnya.

Sementara itu Ketua Komisi II DPRD Rejang Lebong, Ngadiono yang didampingi anggota komisi II lainnya, yakni Lukman Efendi, Suhardin dan Asli Matap, menyampaikan jika pihaknya tidak mengetahui jika anggaran tersebut belum diterima bank Bengkulu. Pasalnya hal tersebut ada pada pihak jajaran pemerintahan dibawah. Dimana pihaknya berfikir jika Rp 3,9 tersebut yang diminta untuk penyertaan modal, dari itu pihaknya menyampaikan jika Rp 3 Miliar disetujui dan Rp 900 tidak disetujui.

"Kita tidak mengetahui soal ini, mereka tidak menyampaikan ini kemarin, untuk saat ini kami belum bisa menyikapi lebih jauh prihal ini. Namun yang jelas mungkin akan ada pembahasan ulang pada bank Bengkulu dan pihak lain yang terkait," pungkas Ngadiono disaksikan anggota komisi I lainnya. (CE1)

Ingin Berlangganan Koran? Hubungi Kontak Whatsapp +62 821-7863-9651

IKUTI JUGA AKUN MEDIA SOSIAL CE DIBAWAH INI:

Tags :
Kategori :

Terkait