CE ONLINE - Terjadi penurunan pendonor sukarela dalam mendonorkan darahnya selama pandemi wabah Covid-19. Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Bengkulu, Asnawi A Lamat menyebutkan secara tidak langsung, kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan darah yang terus meningkat.
Dikatakan Asnawi, untuk kebutuhan darah pada hari biasanya dalam satu tahun mencapai 17 ribuan kantong darah, dengan sumber 78 persen dari donor sukarela dan 22 persen lagi berasal dari pendonor pengganti.
"Menurunnya pendonor sukarela itu dengan berbagai alasan, selain kawatir perpapar Covid 19, juga ada yang terpapar dan baru selesai di vaksinasi, sehingga belum bisa mendonorkan darahnya," ungkapnya.
Selain itu dikatakan, pihaknya juga akan meningkatkan sinergitas dan kerjasama dengan seluruh pihak termasuk instansi pemerintah, seperti Dinas Pemberdayaan Desa (PMD).
"Dengan langkah itu diharapkan, dapat menggerakkan masyarakat hingga pedesaan mau mendonorkan darahnya, termasuk pemerintahan desa menyediakan 8 persen dana desanya untuk kegiatan kemanusiaan," ujarnya.
Senada dengan itu Sekretaris PMI Provinsi Bengkulu, Joni Saputra menambahkan, tantangan PMI memang cukup banyak. Untuk itu sebagai tugas pokok pihaknya dalam penanganan kemanusiaan, khususnya pemenuhan kebutuhan darah, bukan saja ingin menggerakan masyarakat hingga pedesaan, tetapi juga para pelajar. Terlebih saat ini sudah diperbolehkannya siswa/siswi berumur 17 tahun untuk mendonorkan darahnya.
"Mudah-mudahan saja secara bertahap kebutuhan darah di Bengkulu, dapat terpenuhi tanpa harus mengandalkan donor darah pengganti lagi," singkatnya. (CE2)
Ingin Berlangganan Koran? Hubungi Whatsapp +628 2178 6396 51
IKUTI JUGA AKUN MEDSOS CE DIBAWAH INI: