Didenda Tak Cukup Uang, Cuci Kampung Ditunda

Didenda Tak Cukup Uang, Cuci Kampung Ditunda

Pasca Penggerebekan Pasangan Mesum


Usai digerebk warga, pasangan bukan suami-istri, Darwin (39) dan Sri Amanah (32) dikena denda materi dan pelaksanaan cuci kampung. Sebuah tradisi masyarakat yang diyakini untuk menghilangkan kesialan akibat terjadinya kelakuan mesum yang dilakukan masyarakat sekitar. Hanya saja pelaku mengaku tak memiliki uang untuk membayar denda yang nilainya seharga satu ekor kambing dan menunggu pihak keluarga untuk melakukan cuci kampung.


Masita Triana - Kepahiang

Kejadian pengerebekan pasangan mesum Darwin (39) Warga Desa Imigrasi Permu dan Sri Amah (32) warga Lampung Selatan yang terjadi pada Selasa (16/5) sekitar pukul 19.30 wib lalu, menghebohkan warga jalan kampung Bogor RT 03 RW 01 Kelurahan Pensiunan, karena keduannya merupakan penduduk pendatang. Sri mengontrak di rumah bedengan milik Wiwik Emi Puspita sejak 4 bulan lalu. Masyarakat setempat menduga Sri kesehariaan sebagai wanita penghibur.

"Sudah biasa itu perempuan, pergi malam pulang subuh," kata tetangga Sri yang enggan disebutkan namanya. Keseharian Sri tidak diketahui secara jelas apa profesinya ia sedikit cuek kepada tetangga sekitar. Sri mendiami bedengan milik Wiwik yang berderet panjang di dekat gang Musolah Nur Islam jalan Kampung Bogor.

Belakangan hubungan Sri dengan Darwin sangat intens yang menyebabkan pemilik kontrakan merasa ada yang janggal. Hingga saat sebelum pengerebekan pemilik kontrakan sempat mengintai. Alhasil saat diketuk pintu kontrakan yang membuka adalah laki-laki yakni Darwin. Sementara Sri masih keadaan tidak mengenakan pakaian. Oleh warga keduannya langsung dibawa ke rumah Ketua RT.

Sebagai warga masyarakat yang memiliki adat Sri dan Darwin diwajibkan melakukan cuci kampung atas perbuatan mesum yang mereka lakukan. Namun diketahui uang denda tersebut sudah tak disangka oleh kedua pasangan tersebut. Bahkan pelaksanaan cuci kampung sementara ditunda lantaran menunggu pihak keluarga mencukupi uang tersebut.

"Memang tadi pihak keluarga dari pasangan mesum itu sudah menemui saya selaku ketua RW, tetapi uang yang diserahkan belum mencukupi untuk menutupi uang denda atau punjung mentah namanya," jelas Ketua RW 01 Bahtiar melalui ponselnya. Maka dari itu kedua pasangan masih menunggu uang denda tercukupi,butuh waktu sampai uang tercukupi. Di sisi lain keberadaan pasangan mesum itu dinilai merusak norma, bahkan beberapa warga menganggap tingkah kedua pasangan tersebut merusak nama baik wilayah setempat.

Selain itu beberapa diantaranya meminta kepada pemilik rumah kontrakan agar lebih selektif dalam mencari orang yang akan mengontrak dirumah tersebut. Pantauan koran CE, rumah kontrakan yang terdiri dari 8 petak ini posisinya berada di pinggir jalan dan tepat didekat pasar pagi. 5 diantaranya berpenghuni, sedangkan 3 masih dalam keadaan kosong.

Usai kejadian ini pemilik rumah kontrakan akan lebih selektif dalam memberikan sewa rumahnya. Warga sekitar pun merasa tenang jika yang menghuni rumah kontrakan tesebut jelas untuk menghindari hal serupa terjadi. "Kalau tidak jelas asal orang, lebih baik jangan diterima untuk ngontrak. Kami sebagai tetangga juga tidak khawatir, karena kalau ketangkap mesum sangat merugikan warga sekitar," ungkap tetangga sekitar rumah kontrakan.

Kejadian pengerebekan ini menjadi pelajaran bagi masyarakat agar tetap menjaga norma dilingkungan sekitar,terutama menghindari perbuatan zina. Jika nekat melakukan perbuatan zina akan menerima sanksi secara adat maupun secara hukum, sosial. (**)

Sumber: