Pipa PDAM Belum Diperbaiki

Pipa PDAM Belum Diperbaiki

Warga Tuding PT TSE Ingkar


KABAWETAN, CE - Usai mengalami kecelakaan pada alat berat ekskavator beberapa waktu lalu, PT Tropisindo Sumber Energi (TSE) berjanji akan memperbaiki pipa PDAM dalam waktu 7 hari. Namun hingga H +6 Idul Fitri 1438 H belum ada tanda-tanda perbaikan pipa yang dijanjikan oleh managemen TSE.

Pantauan koran CE di lokasi terjadinya kecelakaan tersebut tidak ada aktifitas. Bahkan posisi alat berat jenis Excavator masih berada ditempat semula,hanya saja ekskavator sudah berdiri.

Melihat kondisi tersebut, warga di kecamatan Tebat Karai, Bermani Ilir menilai bahwa pihak PT TSE Ingkar janji,bahkan telah berbohong. Padahal pipa PDAM Tirta Alami di Desa Suka Sari Kecamatan Kabawetan adalah pipa yang menyalurkan air bersih kepada pelanggan sebanyak 3.721.

Bahkan akses jalan menuju kawasan pipa rusak ditutup menggunakan pagar bambung dan Police Line. Tidak ada aktifitas pekerja yang memperbaiki pipa ataupun berupaya mengangkat alat berat dari dasar jurang.

"Sekarang masih libur lebaran, tidak ada pekerjaan disana," sampai salah seorang petugas parkir diareal lokasi wisata air terjun yang enggan namanya disebut.

Hal senada diungkapkan oleh Yanto (28) salah seorang warga yang bertugas dikawasan air terjun sengkuang tak jauh dari lokasi rusaknya pipa PDAM. Masyarakat di Kecamatan Tebat Karai dan Bermani Ilir ditemui dilokasi air terjun mengaku kecewa, sebab PT TSE dinilai berhobong. Karena sebelumnya managemen perusahan PLTMH tersebut menjanjikan perbaikan dalam waktu 7 hari. Nyatanya sudah hampir dua minggu, perbaikan pipa belum dilaksanakan.

"Tadi kita lihat kesana (Lokasi, red) pipa belum ada tersambung bahkan kita tidak melihat adanya pekerjaan disana," ujar Yanto.

Salah seorang warga Kecamatan Tebat Karai, Guntur Putra Jaya (45) mengatakan harusnya ada prioritas dari pihak perusahaan untuk memperbiki jaringan pipa PDAM, sehingga masyarakat di Kecamatan Tebat Karai dan Bermani Ilir tidak tersolir air bersih hingga berlarut-larut.

"Sekarang itu kita harus berjuang keras, mengambil akhir hingga ke sungai. Bahkan ada yang terpaksa beli dengan harga cukup tinggi,"keluh Guntur. (CE3)

Sumber: