Melihat Pemakaman Pasien Terkonfirmasi Positif Covid-19, Pemakaman Dikawal Ketat TNI dan Polri
TIDAK ada yang tahu kapan ajal kita akan tiba. Dimana, pada usia berapa dan dengan perentara apa Tuhan Yang Maha Esa, memanggil kita. Begitu juga yang saat ini yang dirasakan keluarga besar almarhum STJ (45) pasien terkonfirmasi positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) warga Desa Bukit Sari Kecamatan Kabawetan Kepahiang. Almarhum, menghembuskan nafas terakhirnya Minggu, (28/6) sekiran pukul 18.00 WIB di RSMY Bengkulu, karena terpapar virus yang sangat ditakuti setiap orang saat ini yaitu Virus Corona. Bagaimana prosesi pemakama almarhum yang dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19?
Berikut laporan wartawan Curup Ekspress, yang memantau langsung proses pemakaman almarhum. IRWANSYAH - Kepahiang
MINGGU sore (28/6) sekira pukul 18.00 WIB, berita duka disampaikan tim medis RSMY Bengkulu, atas meninggalnya STJ (45) warga Desa Bukit Sari Kecamatan Kabawetan Kepahiang. Almarhum diketahui merupakan pasien positif Covid-19 yang tengah menjalani perawatan disalah satu ruang Isolasi RSMY Bengkulu.
Berita duka ini begitu cepat menyebar dari mulut kemulut, maklum ini kasus pertama warga Kepahiang yang meninggal dunia karena terpapar Corona.
Malam itu juga wartawan CE mencoba untuk mengabadikan momon tersebut dengan langsung mendatangi lokasi rencana tempat pemakaman almarhum. Benar saja sekita pukul 20.30 WIB warga setempat sudah ramai madatu areal TPU Desa Bukit Sari Kabawetan. Tidak hanya warga ditempat tersebut sedikitnya sudah ada 10 orang aparat kemanan baik dari Kodim 0409/RL maupun personil Polri dari Polsek Kabawetan. Sebagaimana yang ditetapkan dalam protokol kesehatan Covid -19 perihal pemakaman janazah Pasien Covid-19, setiap orang yang hadir dipemakaman tersebut wajib mengunakan masker.
"Ini aturan ya, kalau.mau melihat tidak boleh terlalu dekat dan wajib menggunakan masker, bagi yang tidak mengunakan masker saya sarankan untuk pulang," ungkap Kapolres Kepahiang AKBP, Suparman, S.IK, MAP melalui Kapolsek Kabawetan Iptu Firmansyah ,SH.
Terlihat di pemakaman, sebagian warga secara bergantian melakukan penggalian lobang makam khusus untuk almarhum, pantauan CE lobang makan yang digali berukuran 1,5 meter X 2 mater dengan kedalaman 2 meter.
Proses penggalian pun cukup memakan waktu, hal ini dikarenakan kondisi malam dengan alat penerangan yang seadahnya. Sekira pukul 00.15 WIB proses penggalian baru bisa diselesaikan.
"Alhamdulillah, warga kami disini semuanya bisa menerima almarhum untuk dimakamkan dimana Desa tempat tinggal almarhum," ungkap Kepala Desa Bukit Sari, Sartimo.
Ditegaskannya, tidak ada satupun terjadi penolakan dari warga atas proses pemakaman malam itu.
Sekira pukul 01.30 Senin dini hari,(29/6) dengan mengunakan 1 unit ambulan tanpa pengawalan jazad almarhum tiba di lokasi pemakaman yang jaraknya dari perumahan warga lebih kurang 1,5 Km.
6 anggota keluarga terdekat almarhum yang terdiri dari anak tertuanya yang sduah berusia 24 tahun, adek dan kerabat yang lain, dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap yang sudah disediakan Dinkes Kepahiang, ditambah 1 orang pemandu dari Dinkes Kepahiang, langsung mengangkat peti yang ada didalam ambulan langsung membawanya ke tepi lubang makam. Dengan mengunakan tali berangsur angsur peti mati almarhum mulai diturunkan sampai kedasar makan. Pelan dan tersendat sendar terdengar suara azan yang dikumandangkan anak almarhum dari tepi atas makam yang disusul dengan suara gemuruh jatuhan tanah yang menimpa peti yang membungkus almarhum.
"Prosesi ini sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19 orang orang yang terlibat langsung dalam prosesi wajib memakai APD lengkap setandar medis," sebut Kadinkes Kepahiang H Tajri Fauzan S.Km M,Si
Setelah proses pemakaman berlangsung, tambah Tajri APD yang digunakan wajib untuk dimusnahkan dengan cara dikubur.
Baca Juga :
"Semoga dengan protokol kesehatan yang ketat ini, akan meminimalisir terjadinya paparan virus pada orang lain," katanya.
Sementara itu ditempat yang sama terlihat sosok yang hanya terdiam dengan pandangan yang kosong. CE mencoba mencari tahu siapa lelaki itu. Ternyata pria paruh baya itu adalah ayah mertua dari almarhum, ayah kandung dari istri almarhum. Dengan mata yang berkaca kaca, obrolakan kami berdua pun terjadi. Walau sang ayah mencoba untuk mengingat lebih jauh keseharian almarhum sampai dengan almarhum divonis positif terkonfirmasi Covid-19. Namun yang dapat disimpulkan dari pembicaraan kami berdua dalam balutan dinginnya cuaca disana. Beliau menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar besarnya pada Pemkab Kepahiang dan Pemdes Setempat atas perhatian lebih terhadap keluarganya yang tengah berduka.
"Terima kasih yang sebesar besarnya pada Pemkab Kepahiang dan Pemdes Bukit Sari, semoga perhatian, bantuan terhadap keluarga kami akan mendapatkan ganjaran Pahala dari Tuhan Yang Maha Esa," singkatnya dengan mata yang berkaca kaca (**)
Sumber: