Fakta Soal Kelangkaan LPG, Husni: Tidak Ada Pengurangan Kuota dari Pertamina
CE ONLINE - Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Kepahiang H Husni Thamrin , SE, menegaskan kelangkaan bahan bakar LPG 3 Kg (gas melon) yang terjadi beberapa waktu ini, lebih disebabkan karena kepanikan konsumen sendiri. Hal ini disampaikan Husni setelah pihaknya melakukan koordinasi dengan PT Pertamina di Kota Bengkulu, yang membantah adanya isu pengurangan pasokan LPG tabung melon ke wilayah Kabupaten Kepahiang.
"Jumat (16/10) lalu kami sudah koordinasi ke Partamina, hasilnya tidak ada pengurangan kuota," ungkap Husni.
Jawaban yang didapatkan dari hasil koordinasi tersebut terang Husni, jumlah pasokan di Kabupaten Kepahiang untuk 2 agen Mitranda dan Melyani mencapai 97 ribu tabung lebih, dimana jumlah tersebut sama dengan waktu sebelumnya.
"Di Mitranda memang ada pengurangan dari sebelumnya 67 ribu per bulan menjadi 53 ribu per bulan sejak Agustus dan September, tapi untuk agen Melyani bertambah dari sebelumnya hanya 35 ribu menjadi 44 ribu," beber Husni.
Sehingga isu pengurangan kuota pasokan dari Pertamina untuk agen Mitranda, sampai Husni, menjadi sebuah kepanikan di masyarakat yang membuat kelangkaan terjadi. Padahal tegas Husni secara umum di Kabupaten Kepahiang tidak ada pengurangan pasokan dari pihak Pertamina.
"Ada pihak pihak yang membuat isu seolah olah gas 3 Kg langka dan menjadi mahal dipasaran," ujarnya.
Surati Agen Untuk Membina Pangkalan
DI SISI lain, pada Senin (19/10) Dinas Perdaganagan, Koperasi dan UKM Kepahiang, kembali melayangkan surat kepada pihak agen penyalur LPG di Kabupaten Kepahiang. Disampaikan Husni, surat yang disampaikan kemarin, meminta pihak agen untuk melakukan pembinaan terhadap pangkalan-pangkalan di bawah agen, agar hal serupa tidak terulang kembali dikemudian hari.
"Hari ini (Kemarin,red) kami akan sampaikan surat pada agen yang ada di Kepahiang, intinya meminta agen untuk menertibkan pangkalan dan memberikan pembinaan," ujarnya.
Salah satu pembinaan yang paling mendasar tegas Husni, meminta pangkalan untuk tidak menjual melebihi dari harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah, sebesar Rp. 15.900 pertabung untuk gas melon.
"Pangkalan harus tertib, mendahului warga sekitar pangkalan, jika ada pangkalan yang nakal setelah sudah dilakukan pembinaan, bentuk pengawasan kami, kami bisa menyurati Pertamina untuk mencabut izin pangkalan bersangkutan," imbuhnya.
Dengan hasil koordinasi itulah sampai Husni, diminta masyarakat tidak panik, karena sampai dengan kemarin Pihaknya menegaskan tidak ada pengurangan pasokan gas LPG 3 Kg untuk kabupaten Kepahiang.
"Jadi jangan termakan isu, jangan panik, kalau gas 3 Kg di wilayah kita Kepahiang ini aman tidak ada pengurangan seperti isu yang selama ini ada dibawah," tukasnya. (CE7)
IKUTI JUGA AKUN MEDSOS CE DIBAWAH INI:
Sumber: