Yayasan Karunia Insani, Layani Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Narkoba

CE ONLINE - Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Dharma Wahyu Insani Rejang Lebong dan Rumah Female yang beralamatkan di Jalan SGO No 1 Kelurahan Dwi Tunggal Curup merupakan lembaga rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan narkoba berbasis masyarakat.
Dimana lembaga ini sudah berdiri di Kabupaten Rejang Lebong sejak tahun 2016. Dimana saat ini ada 28 klien laki-laki rawat inap dan 8 klien perempuan. Untuk klien laki-laki dan perempuan itu sendiri memiliki fasilitas / tempat serta SDM yang berbeda.
"Klien kami ada laki-laki dan perempuan, mereka ditempatkan di fasilitas yang berbeda namun masih di kelurahan Dwi tunggal," sampai Program Manager, M Ramlan kepada wartawan, Senin (18/1) kemarin.

Sambung Ramlan, untuk rehab sendiri pihaknya biasanya mendapatkan klien kiriman dari Polres, Bapas, BNNP/BNNK Bengkulu dan atau permintaan klien sendiri atau kirim keluarga dan orang tua. Kemudian setelah klien berada di tempat, langkah awal yang dilakukan yakni proses screening dan assesment yang bersifat Rahasia. Dengan harapan, pihak keluarga tidak perlu takut apabila korban sudah berada di tempat.
"Klien kami sendiri berasal dari bermacam-macam latar belakang dan tempat tinggal, ada dari Pagar Alam, Empat Lawang, kota Bengkulu, Bengkulu utara, dan Masyarakat Rejang Lebong Khusunya," sambungnya.
Sementara itu salah satu klien, ND (25).
Warga Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) yang telah menjalankan proses rehabilitasi selama 6 bulan dan saat ini berada di fase akhir merasakan manfaat dan perubahan yang signifikan.
"Saya merasakan perubahan yang dulu hidup saya tidak teratur, bangun makan tidur semaunya, sekarang sudah disiplin. Terlebih lagi emosi saya lebih terkendali," ujarnya.
Di sisi lain, salah satu Konselor Adiksi Febri yang mendampingi resident atau orang yang direhabilitasi sangat membutuhkan kerja sama dari semua pihak, baik keluarga, masyarakat dan tentunya pemerintah daerah.
"Pemberantasan narkoba tidak hanya dilakukan oleh satu pihak saja, namun perlu kerjasama dari berbagai pihak yang saling bekerjasama dan berkolaborasi agar narkoba bisa di minimalisir atau memang hilang dari peredaran," katanya.
Tambah Febri walau mereka berada di rehabilitasi mereka tetap mendapatkan hak-hak mereka sebagai warga negara Indonesia, seperti hak Pendidikan, Identitas diri, kesehatan dan keterampilan. Hal tersebut dikarenakan agar mereka setelah rehab dapat pulih dan produktif kembali.
"Konsep kita memang rehabilitasi, namun klien tetap dapat hak-hak mereka sesuai dengan kebutuhan" pungkasnya. (Rls/CE5)
Ingin Langganan Koran? Hubungi Kontak Whatsapp +62 821-7863-9651
IKUTI JUGA AKUN MEDIA SOSIAL CE DIBAWAH INI:
Sumber: