Pemerintah Kedepan Harus Perhatikan Perempuan dan Anak

Pemerintah Kedepan Harus Perhatikan Perempuan dan Anak

CE ONLINE - Mantan Wakil Bupati Kepahiang Periode 2019-2021, Netti Herawati, S.Sos, yang mengakhiri masa pengabdiannya memimpin Kepahiang Selasa (16/2) lalu menitipkan Kepahiang kepada Bupati dan Wakil Bupati terpilih Dr. Ir Hidayatullah Sjahid, MM, IPU dan H. Zurdinata, SIP, untuk lebih meningkatan perhatian kepada kaum perempuan dan anak.

Karena menurut Netti, selama kepemimpinan dirinya menjadi Wakil Bupati Kepahiang bersama dengan Hidayatullah Sjahid, masalah perempuan dan anak belum tertangani secara maksimal. Hal ini dibuktikan masih banyaknya kasus kekeresan perempuan dan anak di kabupaten kepahiang sepanjang 2019-2021 ini.

Dikatakan Netti. Sebagaimana diketahui, isu perempuan dan anak adalah cross cutting issues dan melebur disetiap lini pembangunan. Untuk memecahkan berbagai permasalahan yang terkait dengan perempuan dan anak tentunya dibutuhkan komitmen yang kuat dari semua pemangku kepentingan yang ada mulai dari pemerintah sampai ke masyarakat.
"Pertama saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Kepahiang tanpa terkecuali, karena tanpa adanya dukungan masyarakat, 5 tahun kami bersama Pak Hidayat (Bupati, red), niscaya bisa menjalankan amanah yang diberikan kepada kami dengan baik," ungkapnya.

Kedepan dikatakan netti, meski tidak lagi menjabat sebagai Wakil Bupati dirinya masih akan tetap mengabdikan dirinya untuk Kabupaten kepahiang, terkhusus pada kelompok kelompok perempuan dan anak yang selama ini dibinanya. Setidaknya ditegaskan Netti dirinya tetap bersedia untuk memberikan sumbang saran demi kemajuan Kabupaten Kepahiang.
"Meski tidak lagi menjadi wakil bupati, Saya masih akan menetap dan siap untuk mengabdikan diri di Kepahiang," ujarnya.

Dari kaca mata Netti, selama kepemimpinan dirinya menjabat Wakil Bupati Kepahiang periode 2019-2021, permasaahan Kabupaten Kepahiang yang kedepan semakin komfel untuk dihadapi, adalah permasalahan perempuan dan anak. Hal ini dikarenakan masih belum maksimalnya penanganan permasalahan perempuan dan anak selama kepemimpinan dirinya. Penyebabnya ditegaskan Netti, keterbatasan anggaran yang dimiliki Pemerintah Daerah.
“Persoalan yang ditangani PPA adalah persoalan lintas sektoral yang membutuhkan koordinasi yang kuat dan anggaran yang memadai agar dapat mencapai target yang dituju. Salah satu cara efektif untuk mengidentifikasi dan merumuskan berbagai kebijakan strategis terkait PPA adalah secara rutin mengumpulkan semua pemangku kepentingan yang terkait dengan pembangunan PPA," tuturnya.

Penguatan koordinasi inilah yang menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam menghadirkan peran Pemkab dalam menjawab tantangan dan permasalahan perempuan dan anak. Salah satu tantangan terbesar yang menjadi fokus perhatian pemerintah adalah tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. Mulai dari KDRT, hingga kejahatan seksual yang akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan kita semua.

Untuk menjawab permasalahan ini. Lanjut Netti, pemerintah harus selalu membangun komitmen dan memperkuat jejaring koordinasi antar Lembaga untuk menyediakan berbagai fasilitas dan layanan, khususnya bagi perempuan dan anak korban kekerasan.
"Saya rasa komitmen ini harus dibuktikan pemerintah kedepan dengan menyediakan anggaran yang cukup untuk, dan langsung hadir ditengah tengah masyarakat untuk dapat mengatasi permasalahan perempuan dan anak yang semakin mengkuatirkan saat ini," tegas Netti.

Pemerintah terdahulu sebut Netti, dirinya bersama Dr. Ir Hidayatullah Sjahid, telah membangun pondasi untuk mengatasi masalah tersebut dengan telah terbentuknya Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) mendorong sekolah sekolah menjadi sekolah ramah anak, menyediakan fasilitas bermain yang nyaman bagi anak anak ditelah tersedia dimasing masing OPD. (CE7)

Ingin Berlangganan Koran? Hubungi Kontak Whatsapp +62 821-7863-9651

IKUTI JUGA AKUN MEDIA SOSIAL CE DIBAWAH INI:

Sumber: