Taman Konservasi Tebat Monok, Kembangkan Dua Jenis Puspa Langka

Taman Konservasi Tebat Monok, Kembangkan Dua Jenis Puspa Langka

CE ONLINE - Taman Konservasi Puspa Langka Lembah Peduli Puspa Langka dan Lingkungan (LP2L2) yang berada di punggung Hutan Lindung Bukit Daun wilayah Desa Tebat Monok Kepahiang, berhasil membudidayakan sedikitnya 2 varian puspa langka yang dilindungi.

Dikatakan Ketua LP2L2 Kepahiang, Holidin sejak 1998 dirinya menggagas kawasan taman konservasi tersebut, saat ini sudah terdapat ratusan puspa langka, seperti Bunga Rafflesia, Bunga Kibut, yang dapat selalu mekar sepanjang tahun.
"Kalau jenis bunga yang kami kembangkan 2 dua Raffesia dan bunga kibut, tapi dari dua jenis ini masih ada turunan lain, untuk jumlahnya sendiri sekarang ini sudah ada ratusan yang kami kembangkan," ungkap Holidin.

Dijelaskannya untuk Bunga Rafflesia sendiri Taman konservasi LP2L2 Tebat Monok membudidayakan Rafflesia arnoldi, Rafflesia gadutensis, sedangkan untuk Bunga Bangkai atau Bunga Kibut denga bahasa latinnya Amorphophallus, sampai Holidin LP2L2 mengembangkan 7 jenis diantaranya Amorphophallus titanum, selain itu ada Amorphophallus gigas, Amorphophallus moeleri, dan Amorphophallus variabilis.
"Untuk yang terbanyak kami budidayakan di taman Konservasi ini jenis Amorphophallus titanum yang dilingdungi," ujarnya.

Amorphophallus titanum atau bungga raksasa yang menjulang tinggi, tambah Holidin, dapat selalu mekar sepanjang tahun dan saat ini (kemarin, red) tambah Holidin ada 2 batang bunga yang sedang mekar dan menjadi perhatian masyarakat, tidak hanya dari Kabupaten kepahiang tetapi juga dari luar Kepahiang bahkan luar Bengkulu.

Titanum sendiri sebut Holidin memiliki tiga siklus hidup, yaitu fase vegetatif, dormandan generatif. Pada fase vegetatif, pertumbuhan umbi yang dapat mencapai bobot hingga 100 kg hingga terbentuk satu daun tunggal yang besar, dan berlangsung selama 6-12 bulan. Fase dorman berlangsung selama 1-4 tahun sebelum siklus pembungaan atau fase generatif. Siklus pembungaan umumnya tidak teratur.

Dan ketika akhirnya mekar, bunga yang akhirnya busuk ini hanya mengepakkan kelopak selama 8 jam saja, lalu mulai ditutup kembali setelahnya. Setelah kelopak tertutup, bunga akan busuk dan jatuh usia mekarnya yang ke-7 hari.
"Sekarang ini sudah ada 2 yang mekar, dan beberapa minggu kedepan masih ada beberapa bakal bungga yang ikut mekar," ucapnya.

Sangat disayangkan untuk kita lewatkan, bagi kita pencinta bunga yang belum pernah menyaksikan bunga raksasa yang saat ini tengah mekar, untuk dapat berkunjung ke Taman konservasi puspa langka yang ada di Desa Tebat monok Kepahiang. (CE7)

Ingin Berlangganan Koran? Hubungi Kontak Whatsapp +62 821-7863-9651

IKUTI JUGA AKUN MEDIA SOSIAL CE DIBAWAH INI:

Sumber: