BMKG Catat 687 Kali Gempa, Waspada Gempa Susulan

BMKG Catat 687 Kali Gempa, Waspada Gempa Susulan

CE ONLINE - Terletak pada daerah yang rawan terjadi bencana alam gempa bumi, sehingga tidak heran jika sewaktu waktu kita dapat merasakan guncangan dari fenomena alam tersebut. Apalagi sepanjang tahun ini berdasarkan data tercatat dan teranalisa pada Kantor BMKG Kepahiang sudah terjadi sebanyak 687 kali gempa. Bahkan dalam hitungan hingga hari ini saja sepanjang bulan Juni ini sudah 38 kali.

Dikatakan Kepala BMKG Kepahiang Litman, ST terbanyak terjadinya gempa bumi pada bulan Mei lalu, dengan intensitas gempa sebanyak 167 kali.
"Untuk gempa terkahir yang tercatat di Sesmograf kita terjadi pada Selama (15/6) sekita pukul 21.16.14 WIB dengan data awal kekuatan gempa 5,2 Mag dan setelah diperbaharui menjadi 4,9 Mag, dengan lokasi gempa 4.33 LS,102.37 BT 36 km Barat Daya Kabupaten Seluma dengan kedalaman 26 Km dibawah laut," sebut Litman.

Namun berdasarkan data tercatat dan teranalisa sepanjang tahun 2021 ini. Sebut Litman, sudah terjadi sebanyak 687. Dijelaskannya dari 687 kali gempa yang tercatat dan teranalisa, itu tidak hanya terjadi di wilayah Bengkulu, guncangan gempa dapat dirasakan hingga luar Bengkulu.
"Kalau untuk gempa yang terjadi di wilayah Bengkulu kami rasa sudah ratusan juga, perlu waktu untuk kami memisahkannya," ucap Litman, ketika ditanya beapa kali gempa yang terjadi dalam wilayah Provinsi Bengkulu.

Sebut Litman, untuk data gempa terbesar yang terjadi di wilayah Bengkulu, terjadi pada Februari lalu dengan magnitudo 6,3 yang berpusat di Kepulauan Enggano. Masih dikatakan Litman sebagian besar gempa yang terjadi di tahun 2021 ini, diakibatkan dari gempa tektonik dari lempengan dibawah dasar permukaan laut.

Disinggung kemungkian akan kembali terjadi gempa besar di Bengkulu, Litman dengan tegas mengatakan, dari kultur wilayah Indnesia umumnya dan Kabupaten Kepahiang khususnya, peristiwa gempa bumi sangat berpotensi masih terus terjadi. Akan tetapi pihaknya tidak bisa memprediksi kapan gempa akan terjadi.
"Kalau potensi pasti ada lah, namanya juga kita berada di perlintasan banyak lempengan bumi yang selalu bergerak. Tapi kapan waktunya sejauh ini belum ada ilmu yang bisa mendeteksi peristiwa itu," ujarnya.

Sebagai contoh sebut Litman, dalam kurun waktu yang hanya hari dalam bulam Juni ini saja dari alat pencatat yang dimiliki BKMKG Kepahiang sudah terjadi sebanyak 38 kali dan ini tidak ada yang bisa memprediksi.

Lebih lanjut disebutkan Litman Kepahiang sendiri yang berada di lempengan Sumatera sub lempengan Musi, sangat mungkin akan terjadi gempa yang dapat dilakukan pihaknya hanya memberikan peringatan dini agar masyarakat selalu tetap waspada akan potensi terjadinya bencana alam tesebut. (CE7)

Ingin Berlangganan Koran? Hubungi Kontak Whatsapp +62 821-7863-9651

IKUTI JUGA AKUN MEDIA SOSIAL CE DIBAWAH INI:

Sumber: