Petani Keluhkan Tinggi Harga Pupuk dan Racun

Petani Keluhkan Tinggi Harga Pupuk dan Racun

CURUPEKSPRESS.COM, KEPAHIANG - Beberapa pekan terakhir ini, Petani di Kabupaten Kepahiang menjerit dengan tingginya harga pupuk dan racun pertanian saat ini.

Dikatakan salah seorang petani cabai di Kecamatan Kepahiang Abdul Azis (35) bahwa untuk mendapatkan pupuk sejenis urea saja saat ini dirinya harus mengeluarkan modal Rp. 750.000 persak dengan berat 50 Kg. Sedangkan untuk membeli 1 liter racun rumpun harganya sudah mengalami kenaikan mencapai 100 persen.
"Mano idak pusing kini, betani macet kareno sudah kebanyakan hujan, hargo jual pun murah, sementaro untuk dapatkan pupuk, kini kami harus keluar modal 2 kali lipat dari modal sebelumnyo," ujar Azis.

Dirincikannya, untuk mendapatkan 1 sak pupuk MPK Mutiara yang sebelumnya hanya Rp.250 ribu persak, saat ini jelas Azis, dirinya harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 560.000.
"Yang parah lagi kiniko hargo racun rumpun jenis kontak naiknyo sampai 30 persen, kalu yang jenis minyak itu sudah 100 persen kenaikan hargonyo," beber Aziz.

Dikatakannya jika situasi ini, terus terjadi dikhawatirkan petani di Kepahiang tidak lagi bisa bertaman, karena tingginya harga-harga kebutuhan alat pertanian seperti pupuk dan racun.
"Kalu hargo jula naik masih enak, bisa jugi ditutupi dengan hargo pupuk yang naik tadi, tapi yang ada kini segalo hargo hasil tani turun," keluh Azis.

Ditempat terpisah, Thomas Edison (46), pemilik Tokoh Putra Rejang Tani yang ada di Kelurahan Dusun Kepahiang saat dikonfirmasi, membenarkan adanya kenaikan beberapa harga kebutuhan pertanian seperti puppuk dan racun. Dikatakannya, jika kenaikan harga itu telah terjadi mulai dari distributor masing-masing.
"Kami tidak tahu persis penyebab kenaikan harga pupuk dan racun ini, karena harga yang kami beli dari distributor juga mengalami kenaikan. Tetapi informasi yang kami terima pabrikan saat ini memang mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan aktif untuk pembuatan pupuk dan racun itu," sampai Thomas.

Dijelaskannya, bahan aktif yang saat ini tengah memgalami kekosongan tersebut, merupakan produk inpor yang didatangkan dari Negara China.
"Jujur saja kami pedagang saat ini juga mengeluh, dengan adanya kenaikan beberapa produk pertanian ini, daya beli petani juga menurun," ucapnya.

Sebagai upaya dalam membantu petani di Kabupate Kepahiang, yang diakui Thomas sebagai putra asli Rejang, dirinya saat ini tengah membuat bazar produk-produk pertanian yang dijual dengan harga distributor.
"Karena itu kami hari ini (kemarin, red) sampai dengan Kamis (hari ini, red) tengah melakukan bazar tujuannya mau membantu petani," sebutnya.

Bazar yang dilakukan Thomas melalui usaha Putra Rejang Tani nya, melibatkan 21 formulator alat pertanian yang sengaja didatangkannya dari beberapa distributor alat pertanian. Dengan harapan membantu mengatasi permasalahan-permasalahan petani di Kabupaten Kepahiang yang tengah dihadapi saat ini.
"Semua produk kita jual dengan harga distributor, menariknya lagi petani juga bisa langsung mendapatkan penjelasan dan belajar dengan ahlinya," tutup Thomas. (CE7)

Ingin Berlangganan Koran? Hubungi Whatsapp +628 2178 6396 51

IKUTI JUGA AKUN MEDSOS CE DIBAWAH INI:

Sumber: