Migor Langka dan Mahal, Emak-emak Siasati Memasak dengan Cara Merebus
CURUPEKSPRESS.COM, LEBONG - Fenomena langka dan mahalnya, minyak goreng (migor) saat ini menjadi persoalan yang serius bagi sebagian masyarakat terkhususnya kalangan emak-emak. Pasalnya, dengan kondisi saat ini para emak-emak pun mengurangi memasak dengan digoreng melainkan memilih memasak dengan direbus.
Dikatakan salah satu warga Talang Leak Kecamatan Bingin Kuning, Feni (30) mengaku jika dirinya terpaksa memasak makanan dengan cara merebus. Hal itu dilakukannya lantaran saat ini dirinya kesulitan mencari migor. Meskipun ada, namun harga jualnya juga tidak sesuai dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
"Kemarin saja saya mau beli minyak goreng ada di satu toko yang menjual minyak goreng satu liternya itu sudah mencapai Rp. 20 ribu sampai Rp. 25 ribu. Kalaupun ada yang lebih murah kita harus mengantri dulu itu pun kadang dapat kadang tidak," katanya.
Menurut Feni dari pada harus mengantri panjang, dirinya memilih opsi lainnya dalam memasak yaitu merebus sebagian makanan mulai dari merebus tempe, rebus telur, rebus tahu dan lainnya. Karena dengan cara merebus menurutnya bisa mengirit biaya kebutuhan.
"Biasanya rutin menggoreng setiap hari, sekarang saya selingi masak gulai itu dengan merebus saja. Karena masih banyak kebutuhan lainnya di tambah lagi saat ini kebutuhan pokok juga ikut naik," sampainya.
Sementara itu salah seorang penjual nasi goreng Parijo (40) --bukan nama sebenarnya-- yang setiap harinya berjualan di area pasar Muara Aman Lebong tersebut mengaku sangat terdampak dengan langkanya minyak goreng dan mahalnya harga migor tersebut. Dia mengungkapkan dalam satu hari dia biasanya membeli 2 liter minyak goreng.
Saat kondisi normal sekitar Rp. 23 ribu. Namun sekarang dia membeli migor itu dengan harga Rp. 34 ribu.
"Saya nggak mau pakai minyak bekas, karena rasa makanan yang saya jual pasti berbeda dengan minyak kemasan baru," ucapnya.
Meskipun saat ini migor langka dan harga migor mulai mahal dirinya mengaku hanya pasrah dan belum berani menaikkan harga nasi goreng yang di jualnya tersebut.
"Saat ini harga nasi goreng tetap saya jual Rp. 10 ribu satu porsinya. Walaupun langka dan mahal saya gak mau naikin harga, walaupun untungnya dikit yang penting lancar aja," tutupnya.
Diketahui Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi sebelumnya telah menetapkan harga minyak goreng tersebut sebesar Rp 9.300 per kilogram (kg), sementara untuk minyak olein sebesar Rp10.300 per liter. Dengan ketentuan harga baru ini, maka harga jual minyak goreng curah di pasaran ditetapkan sebesar Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp14.000 per liter. HET ini mulai berlaku 1 Februari 2022. (CE8)
Ingin Berlangganan Koran? Hubungi Whatsapp +628 2178 6396 51
IKUTI JUGA AKUN MEDSOS CE DIBAWAH INI:
Sumber: