Kental Dengan Kisah Mistis, Tembok Penuh Darah Benteng Marlborough di Bengkulu

Kental Dengan Kisah Mistis, Tembok Penuh Darah Benteng Marlborough di Bengkulu

ILUSTRASI/NET Sejarah Benteng Malborough (sumber foto by goole, 23/02/23)--

BENGKULU, CURUPEKSPRESS.COM -  Sejarah benteng peninggalan Inggris yang dikenal dengan Benteng Marlborough terletak di Bengkulu ini memang sudah dikenal dengan kentalnya cerita mistis didalamya.

Benteng yang memiliki luas 2,7 hektar ini  dibalik pesonanya ternyata banyak diselimuti oleh kisah yang menyeramkan.

Benteng Marlborough terletak di tepi Pantai Tapak Paderi di Kota Bengkulu.

Pemandangan mistis sudah bisa dilihat ketika memasuki pintu masuk, berbagai parit penuh jebakan mengelilingi sekitaran benteng, karena memang dulu lokasi ini adalah lokasi pertahanan Inggris dari Pejuang Bengkulu.

BACA JUGA:10 Potret Destinasi Wisata di Bengkulu, Dari Pantai Hingga Pergunungan yang Memukau

BACA JUGA:Selain Keindahan Pantai yang Memukau, Ini Kegiatan Menarik yang Bisa Kamu Temui di Pantai Panjang

Di dalam benteng juga ada dua makam yang bertuliskan Robert Hamilton dan Thomas Parr yang merupakan tentara dan seorang residen.

Kedua makam tersebut diletakkan di dalam benteng lantaran takut akan dihancurkan oleh warga yang anti penjajah.

Ada satu lorong ruang tahanan yang menjadi saksi bisu dari para penghuni tahanan Belanda pada masanya, karena di bagian tembok terdapat beberapa jejak darah yang berupa empat arah mata angin dalam bahasa Belanda bertuliskan curhatan dari penderitaan tahanan.

Selain itu, dilokasi ini juga kerap muncul penampakan yang cukup terkenal, yaitu penampakan seorang wanita inggris yang bernama Helen yang bersemayam di ruang bawah tanah.

BACA JUGA:Ini Rekomendasi Oleh-Oleh Khas Bengkulu, Dari Makanan Hingga Kerajinan Tangan Unik

BACA JUGA:Posting Konten Vulgar, Selebgram Bengkulu Ditangkap

Menurut sejarah, Helen adalah perempuan berdarah Inggris yang jatuh hati pada pria pribumi, hingga ia pindah agama dan berganti nama menjadi Helen Nurhayati.

Saat itu, para keluarga yang marah akhirnya mengurungnya hingga meninggal di ruang bawah tanah Benteng Malborough.

Sumber: