Diduga SPBU Bocor, 27 Warga Ngaku Sumurnya Tercemar Minyak
NICKO/CE Ketua Komisi III DPRD Kepahiang saat melakukan sidak di SPBU dan mengecek air sumur warga. --
CURUPEKSPRESS.COM - Sebanyak 27 warga di Kelurahan Pasar Kepahiang mengaku sumur miliknya tercemar oleh minyak yang diduga berasal dari SPBU Pasar Kepahiang. Rinciannya sebanyak 14 sumur warga yang berada di RT 6 dan sebanyak 13 sumur milik warga berada di RT 5 Kelurahan Pasar Kepahiang.
Ketua RT 02 RW 06 Kelurahan Pasar Kepahiang Kecamatan Kepahiang, Hermansyah membenarkan informasi tersebut. Dirinya mengatakan ada sebanyak 27 sumur milik warga setempat yang tercemari oleh minyak. Dan diduga kuat memang tercemarnya sumur warga itu berasal dari tangki tanam yang menjadi tempat penyimpanan minyak SPBU Pasar Kepahiang.
"Untuk sumur yang tercemar ada 27 sumur, diantaranya 14 sumur berada di RT 6 dan 13 sumur berada di RT 5. Karena nya dengan kondisi ini, kami meminta Pemkab Kepahiang untuk mengambil tindak tegas," ungka Hermansyah.
Adapun sebelumnya pihak PT Pertamina sudah melakukan pengecekan dan uji sampel air sumur warga. Sehingga pihaknya ingin ada tindaklanjut pembuktian ada tidaknya kebocoran tangki SPBU Pasar Kepahiang itu. Dan pihaknya juga sudah meminta pihak SPBU untuk melakukan pengetesan secara manual terhadap kebocoran tangki.
Dan tinggal menunggu data kapan akan dilaksanakan pembuktiannya.
"Karena ingin mengetahui kejelasan soal ada tidaknya kebocoran, kami sepakati agar pihak SPBU melakukan pembuktian," sampainya.
BACA JUGA:
- Air Sumur Warga di Kepahiang Diduga Tercemar Tangki SPBU
- Bupati Saksikan Penggalian Tangki Pendam Milik SPBU Pasar Kepahiang
Sementara berkenaan dengan 27 sumur warga yang sudah tercemar oleh minyak, lanjut Hermansyah pihaknya meminta ada upaya dan solusi agar sumur yang sudah tercemar minyak bisa dibersihkan ataupun dikuras.
"Kami juga berharap ada solusi terhadap sumur warga yang sudah tercemar ini," terangnya.
Ketua RT 02 RW 06 Kelurahan Pasar Kepahiang, Hermansyah.-Nicko/ce-
Tahun 2023 Pernah Terjadi Kasus Serupa
Disisi lain disampaikan Hermansyah, pada tahun 2013 lalu sempat ada kasus yang sama. Dan sejak tahun 2013 lalu juga pernah dilakukan uji lab untuk memastikan ada tidaknya pencemaran minyak dari SPBU. Hanya saja sampai saat ini, hasil uji lab nya tidak pernah diketahui masyarakat.
Selain itu tahun 2017 lalu, warga juga mengalami hal yang sama. Namun pihak SPBU sempat membuatkan 2 sumur bor warga yang sumurnya tercemar minyak.
"Jika memang tidak ada penyelesaiannya, dan terus merugikan masyarakat setempat. Lebih baik ditutup saja SPBU itu. Tapi kita akan lihat dulu hasil dari pembuktian manual nanti," tukasnya.
Sumber: