Shutt.. Ini Rahasia Agar Menantu dan Mertua Akur

Shutt.. Ini Rahasia Agar Menantu dan Mertua Akur

ILUSTRASI/NET--

BACA JUGA:Strategi Mencuri Hati Calon Mertua di Hari Pertama Bertemu

 

Cara Akur dengan Mertua

  • Bersikap Terbuka dan Saling Menghormati

Kunci utama dalam menjaga hubungan baik adalah saling menghormati. Menantu perlu menghormati mertua sebagai orang yang lebih tua, sementara mertua juga sebaiknya menghargai privasi dan keputusan menantu.

  • Memahami dan Menerima Perbedaan

Sadari bahwa mertua berasal dari generasi yang berbeda. Usahakan untuk memahami sudut pandang mereka tanpa harus merasa tersinggung. Sebaliknya, mertua juga perlu memahami bahwa menantu memiliki cara mereka sendiri dalam menjalani hidup.

  • Bangun Komunikasi yang Positif

Jangan ragu untuk berbicara secara langsung dengan mertua ketika ada masalah. Gunakan nada bicara yang lembut dan pilih waktu yang tepat. Hindari menyalahkan, tetapi fokuslah pada solusi bersama.

  • Berikan Perhatian Tulus

Sering-seringlah menunjukkan perhatian, seperti menanyakan kabar, mengajak mertua berbincang, atau memberikan hadiah kecil sebagai bentuk apresiasi. Hal ini dapat membuat mertua merasa dihargai dan dicintai.

  • Tetap Menjaga Batasan

Meskipun ingin dekat dengan mertua, penting untuk tetap menjaga batasan. Jangan biarkan mereka terlalu banyak ikut campur dalam kehidupan rumah tangga Anda. Hal ini perlu disampaikan secara halus agar tidak menyinggung perasaan.

BACA JUGA:Tips Agar Tidak canggung dan Obrolan Tetap Menyenangkan Saat Silaturahmi ke Calon Mertua

BACA JUGA:Kunci Menjaga Harmoni dengan Mertua yang Punya Prinsip Berbeda

 

Tips bagi Mertua untuk Akur dengan Menantu

  • Bersikap Fleksibel dan Tidak Memaksa

Berikan kebebasan kepada anak dan menantu untuk membuat keputusan mereka sendiri, tanpa merasa perlu selalu terlibat.

  • Menghindari Komentar Negatif

Kritik atau komentar yang tidak membangun dapat menimbulkan jarak dalam hubungan. Sebaliknya, berikan dukungan dan pujian ketika diperlukan.

  • Berperan sebagai Pendukung, Bukan Pengontrol

Ingat bahwa peran Anda adalah sebagai pendukung, bukan pengontrol dalam rumah tangga anak Anda.

Sumber: