Film 'Perayaan Mati Rasa' Membahas Soal Keluarga, Tentang Rasa Sedih dan Kecewa

Film 'Perayaan Mati Rasa' Membahas Soal Keluarga, Tentang Rasa Sedih dan Kecewa

Film 'Perayaan Mati Rasa'--

CURUPEKSPRESS.COM - Film terbaru dari Sinemaku Pictures, Perayaan Mati Rasa mengangkat kisah tentang betapa pentingnya kita untuk terbuka dan mengungkapkan apa yang kita rasakan, seperti rasa sedih, marah, atau kecewa.  Terkadang, kita merasa kesulitan untuk mengungkapkan itu semua kepada keluarga, padahal seharusnya keluarga menjadi tempat yang aman untuk berbagi segala macam perasaan.

 

Film ini akan tayang pada 29 Januari 2025, dengan fokus cerita yang menyoroti hubungan antar anggota keluarga, khususnya dua saudara: Ian Antono (Iqbaal Ramadhan), yang merasa tak diperhatikan sebagai anak pertama, dan Uta Antono (Umay Shahab), yang merasa suaranya tidak didengar sebagai anak kedua.

BACA JUGA:'Perayaan Mati Rasa' Segera Segera Tayang di Bioskop Kesayangan Anda, Catat Tanggalnya

BACA JUGA:Cara Membuat Perayaan Tahun Baru agar Lebih Ramah Lingkungan

 

Prilly Latuconsina, pendiri dan CMO Sinemaku Pictures, mengungkapkan bahwa ide untuk film ini berasal dari lagu Umay yang berjudul “Perayaan Mati Rasa”. Lagu tersebut sangat disukai banyak orang, dan diskusi berkembang menjadi ide untuk mengubahnya menjadi sebuah film yang sangat personal dan dekat dengan kehidupan banyak orang, terutama dalam tema keluarga.

 

“Film ini kita buat dengan hati, karena keluarga itu support system kita yang paling utama,” ungkap Prilly dalam konferensi pers di Epicentrum XXI, Kamis (23/1/25). Prilly juga menambahkan bahwa sebelum kita punya pasangan atau sahabat, keluarga adalah orang pertama yang selalu ada dan memberikan dukungan kepada kita.

BACA JUGA:Sinemaku Pictures Rilis Trailer dan Poster Resmi Film Perayaan Mati Rasa

BACA JUGA:Sinopsis Film Perayaan Mati Rasa dan Ini Deretan Pemainnya

 

Iqbaal Ramadhan Merasakan Peran Anak Pertama yang Berat Bermain sebagai Ian Antono, anak pertama yang merasa terabaikan, adalah pengalaman pertama bagi Iqbaal Ramadhan. Sebagai anak bungsu dalam kehidupan nyata, Iqbaal merasa cukup sulit memahami perasaan seorang kakak.

“Saya enggak tahu rasanya jadi anak pertama. Banyak keputusan yang harus diambil, dan semua itu enggak semudah yang saya bayangkan,” jelas Iqbaal. Namun, setelah benar-benar memahami karakter Ian, Iqbaal baru menyadari tantangan yang dihadapi oleh seorang anak pertama dalam keluarga.

Sumber: