Bimbel di Yogyakarta Diduga Terlibat Kecurangan UTBK SNBT 2025

Bimbel di Yogyakarta Diduga Terlibat Kecurangan UTBK SNBT 2025--
CURUPEKSPRESS.COM - Sebuah bimbingan belajar (bimbel) di Yogyakarta diduga terlibat dalam kecurangan pada UTBK SNBT 2025. Ketua Tim SNPMB, Prof. Eduart Wolok, mengatakan dugaan ini muncul setelah panitia memeriksa semua lokasi ujian UTBK. "Ada 13 lokasi UTBK yang ditemukan kecurangan, dengan 50 peserta dan 10 joki yang sudah diidentifikasi," jelasnya.
Prof. Eduart menyatakan, dugaan keterlibatan bimbel di Yogyakarta masih diselidiki. Namun, ia belum menyebutkan nama bimbel tersebut. Penyelidikan ini berdasarkan laporan dan kejanggalan yang terjadi saat pelaksanaan ujian.
BACA JUGA:Jadwal Lengkap Pelaksanaan UTBK SNBT Tahun 2025, Buruan Cek Disini!
BACA JUGA:Persiapkan Penampilanmu! Aturan Berpakaian Peserta UTBK SNBT 2025
Di awal pelaksanaan UTBK SNBT 2025, ditemukan sekitar 4.000 data peserta yang mencurigakan. Tapi belum diketahui apakah bimbel di Yogyakarta termasuk dalam data aneh tersebut. "Kami masih menyelidiki kaitannya dengan anomali 4.000 peserta ini," ujar Prof. Eduart.
Menurutnya, bimbel tersebut diduga melakukan dua cara curang. Pertama, menyediakan joki untuk menggantikan peserta saat ujian. Kedua, mengikuti ujian untuk merekam soal yang akan digunakan sebagai bahan latihan tahun depan.
Bimbel tersebut juga dikabarkan sering mengklaim bahwa semua peserta mereka lolos UTBK. Namun, Prof. Eduart menyatakan, "Tes Potensi Skolastik mengukur kemampuan masing-masing peserta, bukan hanya hasil bimbingan." Ia pun meragukan klaim kelulusan 100% tanpa ada kecurangan.
BACA JUGA:Hindari! Ini 10 Kesalahan dalam UTBK yang Bisa Gagal Lolos SNBT 2025
BACA JUGA:Jangan Diabaikan! Ini 3 Kesalahan Sepele yang Bisa Membuat Gagal Lulus UTBK SNBT 2025
Kecurangan UTBK ini juga diduga terjadi dari tahun-tahun sebelumnya. Misalnya, ada bimbel yang menyelesaikan jadwal lesnya tepat di akhir UTBK pada 5 Mei 2025. Padahal biasanya, bimbel menghentikan kegiatan satu minggu sebelum UTBK dimulai.
Prof. Eduart menjelaskan bahwa sulit memberantas bimbel dan joki yang curang jika masih ada permintaan dari masyarakat. "Biasanya orang tua terlibat dan membayar mahal untuk jasa seperti ini," ungkapnya. Itulah sebabnya praktik seperti ini masih terus terjadi.
Ia berharap semua peserta bisa mengikuti UTBK secara jujur dan adil. "UTBK ini adalah ujian yang seharusnya dijalani dengan sportif," katanya. Untuk mencegah kecurangan UTBK, semua pihak harus punya kesadaran dan integritas yang tinggi.
Sumber: