Siapa Pencipta Font Times New Roman? Sejarah dan Kontroversi di Ijazah Jokowi

Siapa Pencipta Font Times New Roman? Sejarah dan Kontroversi di Ijazah Jokowi

Pencipta Font Times New Roman--

CURUPEKSPRESS.COM - Font Times New Roman, yang tercetak di ijazah Presiden Joko Widodo, telah menjadi sorotan publik terkait keaslian dokumen pendidikan tersebut. Kontroversi ini muncul setelah seorang mantan dosen Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar, mengungkapkan keraguan mengenai penggunaan font tersebut pada masa penerbitan ijazah. Menurutnya, penggunaan Times New Roman tidak sesuai dengan periode 1980-an hingga 1990-an, yang memicu perdebatan di media sosial.

Font ini diciptakan oleh Stanley Morison, seorang penasihat tipografi di Monotype Corporation, bersama desainer Victor Lardent dari surat kabar The Times of London. Didesain pada 3 Oktober 1932, Times New Roman bertujuan untuk meningkatkan keterbacaan teks dalam ukuran kecil dan menghemat ruang cetak di halaman koran. Penggunaan Font Plantin sebagai inspirasi utama membantu Morison dan Lardent menciptakan jenis huruf yang lebih tajam dan efisien.

BACA JUGA:3 Font Optimal untuk Pengalaman Pengguna WhatsApp yang Lebih Baik di 2024

BACA JUGA:Font Kreatif untuk Mempercantik Pesan di WhatsApp

 

Sejak saat itu, Times New Roman menjadi salah satu jenis huruf paling terkenal di dunia, digunakan di berbagai dokumen resmi dan publikasi. Popularitasnya tidak lepas dari desainnya yang elegan dan fungsional, yang membuatnya menjadi pilihan utama bagi banyak institusi pendidikan dan profesional.

Kembali ke isu ijazah Jokowi, pernyataan Rismon menggunakan pendekatan analisis forensik digital untuk mempertanyakan dokumen tersebut. Meskipun ada yang mendukung klaimnya, banyak juga yang menilai pernyataan tersebut kurang berdasar dan tidak menganggapnya sebagai bukti kuat untuk meragukan keaslian ijazah.

BACA JUGA:Cara Membuat Tulisan Arab di WhatsApp dengan Mudah

BACA JUGA:Membaca Karakter Seseorang dari Tulisan Tangannya Miliknya

 

Kontroversi ini terus berlanjut, dengan berbagai pihak memberikan pendapat dan analisis. Beberapa warganet menganggap penting untuk menelusuri lebih lanjut mengenai validitas dokumen resmi, sementara yang lain berfokus pada prestasi Jokowi sebagai presiden dan bukan pada isu sepele semacam ini.

Dengan banyaknya diskusi yang muncul, jelas bahwa font Times New Roman tidak hanya menjadi simbol tipografi, tetapi juga menjadi bagian dari perdebatan penting mengenai keaslian dokumen pendidikan. Sejarah dan penciptaan font ini tetap relevan, mengingat dampaknya dalam berbagai konteks, termasuk dalam dunia pendidikan dan politik saat ini.

Sumber: