Mengurai Akar Kemiskinan struktural di Indonesia! Yuk Baca Tantangan dan Solusi Berkelanjutannya

Akar Kemiskinan struktural di Indonesia--
CURUPEKSPRESS.COM - Kemiskinan struktural di Indonesia merupakan fenomena kompleks yang tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi semata, tetapi juga oleh ketimpangan sosial dan kebijakan yang tidak berpihak pada pemerataan. Kondisi ini menciptakan siklus kemiskinan yang sulit diputus, di mana individu dan keluarga terjebak dalam kemiskinan lintas generasi akibat keterbatasan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja yang layak.
Salah satu penyebab utama kemiskinan struktural adalah konsentrasi kekayaan yang tinggi di tangan segelintir orang. Data menunjukkan bahwa kekayaan 50 orang terkaya di Indonesia setara dengan kekayaan 50 juta orang lainnya, mencerminkan ketimpangan distribusi sumber daya yang signifikan. Selain itu, praktik korupsi yang melibatkan anggaran infrastruktur dan perlindungan sosial memperparah kondisi ini, menghambat upaya pemerataan kesejahteraan.
BACA JUGA:Angka Kemiskinan di Rejang Lebong Ditargetkan Turun di 2026
BACA JUGA:Rajin Baca Setelah Subuh, Dijamin Jauh dari Kemiskinan dan Rezeki Mengalir Deras
Faktor lain yang memperkuat kemiskinan struktural adalah lemahnya meritokrasi dalam sistem ketenagakerjaan. Meskipun seseorang memiliki pendidikan tinggi, peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai seringkali terhambat oleh praktik nepotisme dan diskriminasi usia. Hal ini menyebabkan banyak individu berpendidikan tetap terjebak dalam pekerjaan informal dengan pendapatan rendah, memperpanjang siklus kemiskinan dalam keluarga mereka.
Ketergantungan masyarakat pada bantuan sosial (bansos) juga menjadi indikator lain dari kemiskinan struktural. Bansos yang seharusnya bersifat sementara seringkali menjadi solusi jangka panjang bagi masyarakat miskin, tanpa memberikan jalan keluar yang berkelanjutan. Hal ini menunjukkan perlunya perbaikan dalam desain dan implementasi program bantuan agar lebih fokus pada pemberdayaan dan kemandirian ekonomi masyarakat.
BACA JUGA:Data Regsosek dengan Mengentaskan Kemiskinan Ekstrem
BACA JUGA: Dewan Sarankan Pemkab Utamakan Pengentasan Kemiskinan Dibandingkan Stunting
Untuk mengatasi kemiskinan struktural, diperlukan pendekatan holistik yang mencakup reformasi kebijakan ekonomi, peningkatan kualitas pendidikan, dan perluasan akses terhadap layanan kesehatan. Pemerintah perlu menerapkan regulasi yang mendukung redistribusi kekayaan secara adil, seperti pajak kekayaan dan pengendalian spekulasi tanah, serta mendorong pertumbuhan sektor industri melalui insentif dan transfer teknologi.
Mengatasi kemiskinan struktural bukanlah tugas yang mudah dan membutuhkan komitmen jangka panjang dari semua pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Dengan upaya bersama dan kebijakan yang tepat sasaran, diharapkan Indonesia dapat memutus rantai kemiskinan lintas generasi dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Sumber: