Tragis! Sandal Jepit Jadi Pemicu Pembunuhan Remaja di Lampung Tengah

Sandal Jepit Jadi Pemicu Pembunuhan Remaja di Lampung Tengah--
CURUPEKSPRESS.COM - Kasus pembunuhan mengejutkan terjadi di Lampung Tengah, di mana dua remaja kembar berinisial RMI dan RMU (16 tahun) tega menghabisi nyawa teman mereka, Rifki Wafa (13 tahun), hanya karena persoalan sandal jepit yang dipinjam namun tak kunjung dikembalikan. Kejadian ini menambah daftar panjang tindak kekerasan di kalangan remaja yang dipicu oleh hal-hal sepele, namun berujung fatal. Kata kunci utama dalam kasus ini adalah "pembunuhan remaja," yang mencerminkan betapa rentannya generasi muda terhadap tindakan kekerasan.
Menurut Kapolres Lampung Tengah, AKBP Alsyahendra, kedua pelaku yang masih berstatus pelajar SMK di Kecamatan Punggur, melakukan aksi keji tersebut pada Kamis siang (24/4/2025) sekitar pukul 13.30 WIB. Motif pembunuhan disebut sangat sepele, namun berujung fatal. Pelaku kesal karena sandal miliknya dipinjam korban dan tidak kunjung dikembalikan. Emosi yang tak terkendali membuat RMI memukul korban, diikuti oleh RMU yang juga ikut memukuli Rifki. Korban kemudian dicekik dan dijerat dengan tali jemuran hingga meninggal dunia.
BACA JUGA:Jessica Wongso Walk Out dari Sidang PK Kasus Pembunuhan Mirna Salihin
BACA JUGA:Tunggu Saksi Kunci Pulang Haji, Kasus Pembunuhan Pemilik Taman Bunga
Setelah memastikan Rifki tak bernyawa, kedua pelaku membuang jasadnya ke aliran irigasi dengan maksud menghilangkan jejak. Namun, mayat korban akhirnya ditemukan warga pada Sabtu pagi (26/4/2025) sekitar pukul 10.00 WIB di saluran irigasi Kampung Rama Dewa, Kecamatan Seputih Raman. Penemuan tersebut menggemparkan warga dan memicu penyelidikan intensif dari pihak kepolisian.
Polisi bergerak cepat dan menetapkan keduanya sebagai tersangka. Mereka dijerat dengan Pasal 80 UU Perlindungan Anak, Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, serta Pasal 340 KUHP mengenai pembunuhan berencana. Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara.
BACA JUGA:Polisi Periksa 6 Saksi, Terkait Pembunuhan Pemilik Taman Bunga Syandana
BACA JUGA:Meski Dibawah Umur, Pelaku Pembunuhan Pelajar SMK di Kepahiang Terancam 5 Tahun Penjara
Kasus ini mencerminkan betapa pentingnya pengendalian emosi dan komunikasi yang sehat di kalangan remaja. Hal-hal sepele seperti sandal jepit yang dipinjam namun tak dikembalikan seharusnya dapat diselesaikan dengan cara yang lebih bijak dan dewasa. Pendidikan karakter dan pembinaan mental di sekolah serta lingkungan keluarga menjadi kunci untuk mencegah terulangnya tragedi serupa.
Selain itu, peran aktif masyarakat dalam mengawasi dan membimbing generasi muda sangat diperlukan. Lingkungan yang kondusif dan penuh kasih sayang dapat membantu remaja dalam menghadapi konflik tanpa harus menggunakan kekerasan. Kasus ini menjadi pengingat bagi semua pihak untuk lebih peduli terhadap perkembangan emosional dan sosial anak-anak dan remaja di sekitar kita.
Sumber: