Musim Kemarau Tapi Masih Hujan, Ini Penjelasan BMKG

Musim Kemarau Tapi Masih Hujan, Ini Penjelasan BMKG

Musim Kemarau Tapi Masih Hujan, Ini Penjelasan BMKG--

CURUPEKSPRESS.COM - Saat ini seharusnya Indonesia telah memasuki musim kemarau akan tetap ada beberapa wilayah di Indonesia yang anehnya hujan masih sering turun. BMKG menjelaskan bahwa saat ini banyak daerah masih mengalami masa peralihan atau pancaroba. Cuacanya berubah-ubah, biasanya cerah di pagi hari lalu hujan deras di sore atau malam.

Menurut BMKG, meski sudah kemarau, udara siang hari yang panas dan lembab bisa bikin cuaca jadi tidak stabil. “Suhu udara yang menyengat pada siang hari terasa lebih hangat akibat kelembaban udara yang lembab,” jelas BMKG. Kondisi ini bisa memicu pembentukan awan-awan hujan besar.

BACA JUGA:Fenomena Cuaca Ekstrem! Siang Terik, Malam Diguyur Hujan : Ini Kata BMKG

BACA JUGA:Musim Kemarau Mundur? Ini Penjelasan Lengkap BMKG soal Hujan yang Masih Terjadi

 

BMKG mengatakan, labilnya atmosfer ini terjadi karena adanya interaksi antara suhu laut yang hangat, tekanan udara, dan kelembaban tinggi. Awan konvektif seperti Cumulonimbus jadi mudah terbentuk. Awan jenis ini sering menimbulkan hujan lebat, petir, angin kencang, bahkan hujan es.

Dalam laporan mingguan BMKG, hujan deras yang terjadi belakangan ini bahkan menyebabkan bencana di berbagai wilayah. Aceh, Sumatra Barat, Jambi, Lampung, Jakarta, dan Jawa Barat menjadi daerah yang terdampak. BMKG menyebutkan, ini bukan cuma karena cuaca lokal tapi juga karena gangguan cuaca dari skala besar.

BACA JUGA:Peringatan BMKG! Cuaca 'Neraka' Menghampiri Indonesia

BACA JUGA:BMKG: Musim Penghujan Masih Berlangsung hingga April

 

Gangguan cuaca seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan Rossby Ekuatorial ikut memperparah kondisi. BMKG menjelaskan bahwa pengaruh dari dinamika atmosfer global ini menambah intensitas hujan. Oleh karena itu, meski musim kemarau datang, hujan deras tetap bisa terjadi. BMKG memperkirakan tahun ini akan terjadi kemarau basah di beberapa daerah. Dalam situasi seperti ini, hujan tetap turun meskipun seharusnya musim kemarau. “Curah hujan bisa lebih dari 100 milimeter per bulan meski sudah masuk musim kemarau,” ujar BMKG.

Sekitar 26 persen wilayah Indonesia diperkirakan akan mengalami kemarau dengan hujan yang lebih tinggi dari normal. Daerah seperti sebagian Aceh, Lampung, Jawa bagian barat hingga tengah, Bali, NTT, NTB, sebagian Sulawesi, dan Papua termasuk yang terdampak. BMKG menyebut wilayah-wilayah ini akan menerima lebih banyak hujan dari biasanya.

BACA JUGA:Waspada! BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem untuk Pemudik di Wilayah Ini

BACA JUGA:BMKG Peringatkan Potensi Dampak Bibit Siklon Tropis 92S dan 96W di Indonesia! Ini Dampaknya

Sumber: